Balitbang Kemenag

Signifikansi dan Rekomendasi Penelitian Karya Ulama Nusantara di Indonesia Barat

Kam, 16 Mei 2019 | 21:30 WIB

Signifikansi dan Rekomendasi Penelitian Karya Ulama Nusantara di Indonesia Barat

Syaikh Haji Mansur Datuak Nagari Basa (foto: andikapal)

Perkembangan Islam di Indonesia telah melahirkan banyak ulama-ulama besar yang memiliki kemampuan tinggi dalam menulis karya-karya Islam yang juga diakui di dunia internasional. Salinan dari karya mereka yang tertulis dalam bahasa dan aksara Arab, Melayu, maupun lokal atau daerah masih dapat kita temukan pada saat ini terutama di pondok-pondok pesantren. Dengan kata lain para ulama atau kiai di pesantren tidak hanya mengajar dengan kitab kuning karya ulama Timur Tengah, tetapi mereka juga mengarang dan menulis kitab sendiri. 

Para ulama tradisional menulis karya mereka, baik dalam bentuk karangan asli, terjemahan, syarah atau hasyiyah atas teks klasik para ulama terdahulu. Tulisan mereka dengan menggunakan bahasa Arab dan atau bahasa daerah setempat dan menggunakan aksara Arab.

Karya-karya ulama tersebut, baik yang berbentuk manuskrip atau teks tercetak, merupakan salah satu elemen terpenting dalam upaya merekonstruksi berbagai pemikiran intelektual Islam, bahkan aneka kehidupan sehari-hari. Hal itu memungkinkan, karena di dalamnya terkandung teks-teks lama yang mencerminkan adanya pertemuan unsur budaya, sosial, politik dan intelektual lokal dengan Islam dalam suatu wilayah tertentu. 

Oleh karena itu, berbicara mengenai naskah keagamaan tidak akan terlepas dari teks dan konteks naskah tersebut dilahirkan. Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, memiliki dan tugas dan kewajiban untuk melakukan kegiatan penelitian berupa eksplorasi berbagai karya ulama Nusantara, baik dalam bentuk manuskrip maupun kitab cetakan karya para ulama, dalam bentuk kajian kitab yang mendalam dengan berbagai pendekatan. Salah satunya penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2018, yaitu Eksplorasi Karya Ulama Nusantara di Lembaga Pendidikan Agama di Indonesia Bagian Barat: Kajian Teks dan Konteks.

 
Penelitian ini juga sebagai bagian upaya penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2015-2019, yaitu 'Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama', yang Islam inklusif, moderat, dan wasthaiyah. 

Penelitian ini dilakukan di enam lokasi dengan enam orang peneliti yaitu Zulkarnain Yani di Sumatera Selatan); H Saeful Bahri di Sumatera Barat; Muhammad Tarobin di Kepulauan Riau; Mahmudah Nur di Banten; Rakhmad Zailani Kiki di DKI Jakarta; dan Muhamad Rosadi penelitian di Bogor, Jawa Barat. 

Rekomendasi Kebijakan 

Ada tiga rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian ini. Pertama, Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren agar menjadikan karya-karya ulama Nusantara sebagi materi ajar di berbagai pondok pesantren yang ada di wilayah Indonesia. Kedua, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI agar dapat memproduksi atau mencetak ulang karya-karya ulama tersebut dan mendistribusikan karya-karya ulama tersebut keberbagai pondok pesantren yang ada di wilayah Indonesia. 

Ketiga, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI agar melakukan pendataan ulang (reinventarisasi) terhadap karya-karya ulama Nusantara yang ada di berbagai pondok pesantren yang kajiannya mengenai ajaran atau nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme dan keagamaan sebagai wujud dari penguatan paham dan ajaran keagamaan yang inklusif, moderat dan wasthatiyah. (Kendi Setiawan)