Daerah

Ada Kasus Penculikan, DPRD Bojonegoro Minta Muslimat Dampingi Masyarakat

Sen, 15 Februari 2016 | 01:30 WIB

Bojonegoro, NU Online
Pasca kasus penculikan dua pelajar SMP Bojonegoro, Jawa Timur, Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Bojonegoro tidak tinggal diam. Badan Otonom (Banom) NU yang beranggotakan ibu-ibu tersebut melakukan audiensi dengan DPRD Bojonegoro di ruang paripurna dewan, Ahad (14/2).

Dalam audiensi tersebut selain hadir ketua DPRD Bojonegoro Mitro'atin bersama dua wakilnya, Ahmad Sunjadi dan Syukur Priyanto, juga dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya Imam Mawardi dan Ketua PC Muslimat NU Bojonegoro Ririn Muktamiroh.

Ketua DPRD Bojonegoro Mitro'atin menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan setelah PC Muslimat NU Bojonegoro mengirim surat ke DPRD untuk mengadakan audiensi, dengan diikuti perwakilan satu kader dari masing-masing desa. Sehingga dengan dana pribadi, ia mengumpulkan para kader Muslimat, belajar bersama dan mengakrabkan diri.

"Ibu, apalagi ibu Muslimat mempunyai peran sangat penting sekali untuk arah Bojonegoro lebih baik," jelasnya kepada NU Online menyinggung kasus penculikan anak dan sebagainya.

Pembahasan audiensi ini diarahkan kepada bagaimana menjaga Bojonegoro. Posisi Muslimat, katanya, yang ada di masing-masing desa dan kecamatan dapat diandalkan dalam membentuk akhlak anak.

"Semuanya tadi menyampaikan, peran Muslimat tidak hanya tahlilan dan diba'an, tetapi peran ganda,” kata Mitro'atin yang menilai kasus penculikan di Bojonegoro belakangan ini sebagai bencana moral di masyarakat. “Harapannya ibu Muslimat bisa menjadi pendamping di masyarakat," lanjutnya.

Sementara itu, Imam Mawardi yang menyampaikan cemarah ilmiah di depan ibu-ibu Muslimat meminta supaya kader Muslimat menjadi pendamping yang baik. "Di samping suami yang hebat ada istri yang hebat. Di samping anak-anak yang belajar, ibu berperan sebagai pendampingan," pungkasnya. (M. Yazid/Mahbib)