Daerah

Ahsan Jember Berdayakan Petani Melalui Penanaman Jagung

Ahad, 21 Maret 2021 | 03:00 WIB

Ahsan Jember Berdayakan Petani Melalui Penanaman Jagung

Ketua Umum AHSAN, H Slamet Sulistiyono (di tengah) saat rapat evaluasi program. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Para kader NU yang tergabung dalam Amanah Harakah Santri Nasional (Ahsan) Jember Jawa Timur memelopori pemberdayaan petani melalui kerja sama penanaman jagung hibrida varietas Betras. Pemberdayaan petani adalah satu dari 11 item program Ahsan tahun 2021. Untuk tahun ini, Ahsan menargetkan 100 hektare lahan bisa ditanami jagung Betras awal Mei 2021.


“Saat ini, kita sudah dapat lahan sekitar 60 hektare yang siap ditanami jagung,” ujar pengurus Ahsan yang membidangi pemberdayaan petani, Ustadz Syukri Rifa’i dalam rapat evaluasi di kediaman KH Suhermin Abdul Muhaimin,  Gebang, Kecamatan Patrang, Jember, Sabtu (20/3).


Menurutnya, 100 hektare yang  dibutuhkan Ahsan bukan berupa akad sewa tapi melalui skema kerja sama yang saling menguntungkan. Petani hanya wajib menyediakan lahan dan merawat tanaman jagung hingga panen. Sementara Ahsan memberikan bibit benih jagung Betras, dan membeli jagung hasil panen petani seharga Rp4.000/kilogram. Tidak hanya itu, Ahsan juga menyumbang uang Rp1.000.000 untuk setiap satu haktare lahan yang dikerjasamakan, namun bentuknya berupa bahan-bahan untuk menunjang perawatan jagung seperti racun, vitamin dan sebagainya.


“Saya kira dengan harga segitu (Rp4.000) perkilogram, petani sudah cukup untung. Sekarang kami masih membuka peluang, monggo yang mau kerja sama,” jelasnya.

 

 

Di tempat yang sama, Ketua Umum Ahsan, H Slamet Sulistiyono menegaskan bahwa pemberdayaan petani merupakan hal yang sangat mendesak karena dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak ekonomi akibat mewabahnya Covid-19.


“Bagaimanapun, petani juga termasuk pihak yang terdampak Covid-19. Dampak Covid-19 menerjang sudut-sudut kehidupan masyarakat,” katanya saat memberikan pengarahan dalam rapat evaluasi itu.


Wakil Ketua PCNU Jember itu menambahkan, dipilihnya jagung sebagai tanaman alternatif sangat pas. Sebab, dalam sekian bulan ke depan curah hujan akan berkurang untuk selanjutnya memasuki musim kemarau. Tanaman jagung tidak membutuhkan begitu banyak air, tidak seperti padi.


“Sehingga sangat pas ditanam untuk musim ini,” ucapnya.


Selain itu, belakangan ini harga gabah stagnan, tidak naik-naik, padahal biaya komponen gabah, sudah lama naik. Akibatnya, saat petani panen selalu dihantui kegelisahan karena harga gabah mandeg. Oleh karena itu, penanaman jagung menjadi alternatif di tengah tidak menentunya harga gabah.


“Semoga program ini bisa meningkatkan derajat ekonomi kaum petani,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin