Akademi Dai Wasathiyah, Upaya Mencetak Dai Moderat di Lampung
NU Online · Senin, 12 November 2018 | 12:00 WIB
Islam melarang pengikutnya untuk memaksakan kehendak, termasuk dalam berdakwah untuk menyebarkan agama di tengah masyarakat. Dakwah harus dilakukan dengan bijak dan memperhatikan kondisi masyarakat yang diajak dengan nasehat dan dialog secara baik. Di sinilah peran strategis para dai atau mubaligh di tengah masyarakat. Mereka menjadi patron atau panutan bagi masyarakat.
Pesan yang disampaikan para dai tentang Islam yang benar, Islam yang damai, Islam yang sejuk dan menentramkan bagi semua orang bahkan bagi alam semesta (Rahmatan lil Alamin), akan sangat dipengaruhi oleh kualitas pemahaman dan pesan mereka. Dai dan mubaligh menjadi garda depan dalam penyiaran Islam.
Hal ini dikatakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung KH Khairuddin Tahmid terkait langkah MUI Lampung yang akan menggelar Akademi Dai Wasathiyah bagi para dai di Provinsi Lampung.
“Penataan, pembekalan dan pelatihan kader dakwah yang berwawasan moderat (wasathiyah), yang mencintai tanah air (hubbul wathan) dan perekat NKRI perlu untuk digalakkan. Hal ini untuk menjaga tetap tegaknnya NKRI Pancasila dan UUD 1945 dari tafsir-tafsir lain yang bisa merusaknya,” katanya kepada NU Online, Senin (12/11).
Ia menjelaskan bahwa Akademi Dai Wasathiyah ini akan diikuti oleh peserta yang merupakan utusan dari MUI kabupaten/kota, ormas Islam, pondok pesantren di Provinsi Lampung. Untuk angkatan pertama, Akademi Dai Wasathiyah akan diikuti oleh 40 peserta dan akan diseleksi sesuai standar kualifikasi yang sudah ditetapkan oleh MUI Provinsi Lampung.
Kualifikasi yang ditentukan di antaranya mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, menguasai bahasa Arab, diutamakan alumni pesantren dan atau sarjana agama, memiliki motivasi tinggi untuk menjadi dai professional, sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan ceramah (public speaking) dan menulis berita, bersedia tinggal di asrama selama pelatihan, dan berusia 22-50 tahun.
“Akademi Dai Wasathiyah ini akan dilaksanakan selama tiga hari mulai dari Kamis sampai dengan Sabtu (13-15 Desember 2018) di Wisma Haji Lungsir Bandar Lampung,” jelas Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung ini.
Berbagai materi akan didapatkan oleh para peserta yang akan menjadi modal bagi mereka saat kembali terjun ke tengah-tengah masyarakat, menyampaikan materi dakwahnya. Materi tersebut di antaranya tentang fiqh dakwah dan metodologi dakwah wasathiyah pada era kontemporer, bahaya paham radikal di Indonesia dan pencegahannya, sosiologi dan psikologi dakwah, public speaking dan retorika dakwah, sosiologi dan psikologi dakwah serta materi lain seperti olah fisik, hati dan olah jiwa.
“Kita berharap para dai di Lampung meningkat secara kualitas baik dari penguasaan materi dakwah (maddah), cara berfikir moderat (manhaj wasathiyah), maupun media (washilah) serta memahami kearifan lokal (local wisdom) dan dinamika sosial untuk keberhasilan tugas dakwah di tengah masyarakat ,” harapnya. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Asyura, Tragedi Karbala, dan Sentimen Umayyah terhadap Ahlul Bait
3
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
4
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
5
Gencatan Senjata Israel-Hamas
6
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
Terkini
Lihat Semua