Daerah

Alfan-Lucky Pimpin IPNU-IPPNU Jember

Sen, 28 Desember 2020 | 03:00 WIB

Alfan-Lucky Pimpin IPNU-IPPNU Jember

Ketua terpilih IPNU Cabang Jember, Alfan Khoirul Ikhwan (tengah) di Konfercab IPNU-IPPNU Jember. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Alfan Khoirul Ikhwan dipastikan menjadi nahkoda baru Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Cabang Jember, Jawa Timur. Sedangkan untuk Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jember, nama Lucky Dwi Handayani muncul, mengisi posisi ketua di organisasi pelajar putri NU tersebut.


Posisi itu didapatkan keduanya dalam Konferensi Cabang (Konfercab) IPNU-IPPNU Jember yang digelar di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.


Alfan, sapaan akrabnya, menyatakan bersyukur telah dipercaya untuk memimpin IPNU Jember dalam dua tahun ke depan.


“Ini amanah yang harus saya pertanggungjawabkan. Waktu dua tahun wajib saya manfaatkan untuk meningkatkan performance IPNU,” ujarnya di sela-sela penutupan Konfercab IPNU-IPPNU, Ahad (27/12) malam.


Ke depan, ia menegaskan akan memasifkan keanggotaan IPNU dengan memaksimalkan jaringan sekolah dan pondok pesantren. Katanya, rekrutmen anggota sebanyak-banyaknya menjadi poin penting dalam membesarkan IPNU. Sebab, jumlah anggota menjadi ukuran eksistensi dan derajat sebuah organisasi.  


“Dan pesantren merupakan sumber energi IPNU yang tak pernah habis,” jelasnya.


Mahasiswa S2 Fakultas Hukum Universitas Jember itu mengungkapkan, kemampuan santri di bidang kitab kuning perlu disempurnakan dengan berorganisasi. Sebab, organisasi sangat penting sebagai penyambung jaringan sekaligus wadah penggodokan individu untuk menjadi pemimpin.


“IPNU adalah tempat pelajar NU untuk mematangkan diri. Dan sudah cukup banyak alumni IPNU yang menjadi tokoh regional dan nasional,” jelasnya.


Selain pesantren, Alfan juga membidik murid-murid sekolah umum untuk direkrut sebagai anggota. Menurutnya, bendera IPNU-IPPNU penting berkibar di sekolah-sekolah umum untuk membentengi sekolah dari incaran gerakan kelompok radikal. Sebab selama ini, di sejumlah daerah gerakan radikal sudah mulai masuk ke sekolah-sekolah umum.


“Ini suatu keprihatinan, dan harus kita hadang dengan penguatan internal,” jelasnya.
 

Hal tersebut diamini oleh Lucky Dwi Handayani. Menurut pemudi asal Wuluhan, Jember itu, mengatasi penetrasi kelompok radikal di sekolah-sekolah bukan hal mudah. Sebab gerakan mereka cukup militan, pelan tapi pasti dan telaten. Karena itu, kader NU tak boleh lalai terhadap soal yang satu ini.
 

“Ini tugas besar kita semua, bukan cuma IPNU dan IPPNU, tapi juga pengurus dan warga NU semuanya” ujar gadis yang biasa disapa Lucky ini.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin