Bangkitkan Ekonomi Santri, LPNU Jember Kembangkan Sistem Usaha Digital
Ahad, 27 Desember 2020 | 03:00 WIB
Para pengurus LPNU Jember dan pengurus Yayasan Nahdlatut Tujjar berfot bersama usai rapat pembahasan usaha ekonomi berbasis digital. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jember, Jawa Timur terus mematangkan rencananya untuk terjun dalam bisnis berbasis digital. Setelah mendirikan yayasan Nahdlatut Tujjar, kini LPNU Jember bersiap-siap untuk memulai bisnis dengan basis digital.
“Sesuai kesepakatan rapat bahwa mulai hari ini hingga medio Januari 2021, kami masih penataan kantor dan pengadaan alat-alat digital serta kelengkapan lainnya,” ujar Ketua LPNU Jember, M Imron di sela-sela rapat di aula Gus Dur, kompleks kantor PCNU Jember, Sabtu (19/12).
Menurut Imron, saat ini usaha berbasis digital menjadi kecenderungan zaman. Bahkan sudah cukup banyak perusahaan besar melakukan usaha dengan sistem ini. LPNU Jember, katanya, cukup besar peluangnya menyelenggarakan bisnis dengan sistem digital. Sebab, selain warga NU adalah mayoritas, juga banyak warga NU yang tergolong kaya.
“Berdasarkan itu, saya yakin usaha ini akan sukses, walaupun tidak terlalu gamang juga,” tambahnya.
Usaha konkret yang akan dilakukan oleh LPNU Jember adalah membentuk pelaku-pelaku usaha rumahan berbasis digital dengan Nahdlatut Tujjar sebagai perusahaan induknya. Pelaku bisnis digital itu akan direkrut dan dilatih oleh tim LPNU Jember terkait trik-trik pemasaran, cara transaksi dan sebagainya.
“Jadi sebelum terjun (memulai), mereka sudah tahu apa yang harus dilakukannya,” jelasnya.
Ia menyatakan bahwa manajemen Nahdlatut Tujjar akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi santri untuk menjadi pelaku usaha berbasis digital. Sebab barang-barang yang akan dipasarkan begitu banyak. Di antaranya adalah produk pertanian, produk pondok pesantren, hasil industri Unit Mikro Kecil, dan Menegah (UMKM), produk jasa, produk industri, dan potensi pariwisata.
“Ada ribuan jenis produk yang bisa kita pasarkan dan bisa kita jual. Coba produk pertanian saja ada berapa ratus jenis,”terangnya.
Imron menegaskan, di tahap-tahap awal, pelaku usaha yang tergabung dalam Nahdlatut Tujjar itu hanya menjadi semacam marketing dari sebuah produk. Unit-unit usaha yang ada hanya seperti galeri atau stokies dan sebagainya.
“Jadi jika misalnya ada orang mau beli, tinggal kita ambil di orang-orang atau lembaga yang memiliki barang yang dipesan itu,” ungkapnya.
Namun ke depan,lanjutnya, mereka diharapkan tidak hanya menjadi marketing tapi juga mempunyai produk sendiri, sehingga tidak hanya membesarkan produk orang lain, tapi produk sendiri juga bisa berkembang. Namun pengalaman sebagai marketing tentu akan memudahkan mereka untuk menjual produknya.
“Yang terbaik itu memang kita pahami dan kuasai dulu marketing, baru produk dicari. Jangan dibalik, produk diciptakan sementara jaringan kita tidak punya, itu sulit,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, pembina LPNU Jember, H Slamet Sulistiyono berharap agar langkah LPNU Jember untuk membuka usaha berbasis digital ini menjadi awal kebangkitan ekonomi santri.
“Semoga ini menjadi pemicu kebangkitan ekonomi kaum santri,” katanya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
PBNU Tunjuk Ali Masykur Musa Jadi Ketua Pelaksana Kongres JATMAN 2024
2
GP Ansor DIY Angkat Penjual Es Teh Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan Banser
3
Ulama Sufi Dunia Syekh Muhammad Hisham Kabbani Wafat dalam Usia 79 Tahun
4
GP Ansor Jatim Ingin Berangkatkan Umrah Bapak Penjual Es Teh yang Viral dalam Pengajian Gus Miftah
5
Gus Miftah Sambangi Kediaman Bapak Penjual Es Teh untuk Minta Maaf
6
Khutbah Jumat: Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalkan 6 Perkara
Terkini
Lihat Semua