Daerah

Almarhum H Muhtadi, Pejuang Kotak NU di Rembang

Sab, 6 Maret 2021 | 09:45 WIB

Almarhum H Muhtadi, Pejuang Kotak NU di Rembang

H Muhtadi, penggerak Kotak NU di Rembang, Jawa Tengah. (Foto: dok istimewa)

Rembang, NU Online
Di kalangan keluarga besar NU Rembang, Jawa Tengah, Haji Muhtadi dikenal sebagai tokoh pejuang dan penggagas pertama Kotak Infak NU. Keaktifannya menggerakkan Kotak Infak NU, saat H Muhtadi diamanahi sebagai Bendahara PCNU Kabupaten Rembang, jauh sebelum ada LAZISNU dan gerakan Koin NU dikenal seperti sekarang.

 

Bendahara PCNU Rembang periode saat ini, Arif Agung Cholili mengatakan almaghfurlah H Muhtadi juga merupakan sosok penggerak Nahdlatul Ulama Kabupaten Rembang pada zamannya.

 

"Pak H Muhtadi pada masanya menjadi salah satu motor Nahdlatul Ulama. Beliau juga aktif pada pendidikan Islam dengan aktif pada madrasah diniyah an Nawawiyah dan Madrasah Mu’allimin Mu’allimat/M3R (Yayasan Pendidikan Islam di Rembang). Termasuk putera-puterinya adalah jadi siswa di madrasah diniyah Tasikagung dan juga M3R. Salah satunya adalah Mas Burhanuddin Muhtadi yang sekarang menjadi tokoh nasional," kata H Cholili saat perbincangan dengan Radio NurFm Rembang, tak lama setelah kewafatan H Muhtadi. 

 

H Muhtadi diketahui meningggal dunia pada Ahad, 7 Februari 2021 sekitar pukul 18.30 WIB. Kewafatannya ini menambah duka bagi Nahdliyin Rembang karena tak lama sebelumnya juga tutup usia  KH Abdul Rosyad Shiddiq

 

Menurut Pak Cholili, sapaan karibnya, almaghfurlah H Muhtadi dikenal sebagai seorang pemberani dan tegas. Baik sebagai politisi atau pegiat sosial. Jika sedang kampanye politik H Muhtadi dikenal sebagai orator yang berani dalam mengkritik kebijakan yang dianggap salah. Jika sesuatu diyakininya sebagai kebenaran, ia  akan gigih memperjuangkannya.

 

Namun, di balik sikap beraninya, H Muhtadi memiliki keseharian sangat penyayang terutama kepada orang lain. "Jadi Ketua Asosiasi Pedagang Pasar, Ketua IPHI Rembang, Bendahara PCNU itu membuktikan bahwa beliau memiliki kapasitas sebagai tokoh," jelasnya.

 

Sementara, Ketua NU Care-LAZISNU Kabupaten Rembang M Naf’an Fu’adi menuturkan sebelum resmi ada Koin NU yang ditetapkan PBNU sebagai gerakan berinfak, di Kabupaten Rembang sudah ada inisiasi kemandirian NU dengan pembuatan Kotak NU. Alamaghfurlah H Muhtadi sebagai Bendahara yang berjuang penuh dalam tercapainya kemandiriaan NU pada masanya tersebut.
  

"Kemandirian NU dulu itu sudah ada dan beliau, almaghfurlah H Muhtadi, sebagai bendahara sangatlah bertenaga dalam mengupayakan  bagaimana mengumpulkan dana infak sebagaimana AD/ART NU. Pengumpulan dana bisa dari dana yang tak terikat pihak ketiga atau dana infak dari masyarakat," kata Gus Naf'an.

 

​​​​​​​Cara pengumpulan infak melalui kotak kayu bertuliskan PCNU Rembang. Kotak-kotak itu dititipkan kepada warga dan tokoh NU sebanyak 33 Kotak NU.

 

Menurut Gus Naf’an, dulu Kotak NU masih berbentuk kota kayu dan sekarang secara resmi ada Koin NU yang terus dikenalkan oleh KH Ma’ruf Islamuddin dari Sragen, Jawa Tengah. Koin NU yang sekarang memiliki filosofi mulai dari ukuran kotak, cara mengisi dan niat dengan melibatkan sebanyak mungkin warga NU yang terlibat memberikan zakat, infak, dan sedekah.

 

"Dulu kemungkinan masih dalam paradigma mengumpulkan di rumah-rumah orang tertentu, kalau sekarang lebih dilebarkan (ratakan) semua orang, bahkan bisa diwariskan kepada anak keturunannya sebagai amal shaleh yang bisa dilestarikan. Jadi, intinya sama kalau orang dulu sudah memulai, sudah memiliki pemikiran yang mengarah kesana," jelasnya.

 

Selain itu, jika dulu penyebaran Kotak NU cukup melibatkan beberapa orang, termasuk Burhaduddin kecil (putera H Muhtadi) yang ikut mengambil isi (uang) dari kotak kotak yang tersebar, sekarang ini kotak dari Koin NU di PCNU Kabupaten Rembang sudah meningkat 1000 kali lipat. "Tidak  kurang dari 30.000 kotak dan dikelola melalui LAZISNU hingga tingkat Ranting.

 

Gus Naf'an juga menjelaskan, tahun 2020 ada penurunan pengumpulan dana dari Koin NU akibat pandemi Covid-19 yang menjadikan tingkat kesulitan ekonomi masyarakat semakin tinggi. Namun, angka perolehan Koin NU Rembang masih tergolong baik.

 

"Kalau dulu tahun 2019 mencapai 2,3 miliar, tahun 2020 menjadi 1,4 miliar. Manusiawi, karena pengambilannya tidak setiap bulan dan ada jeda kosong berapa bulan dikarenakan tidak boleh berkumpul," terangnya.

 

Ia menyebutkan biasanya penggumpulan Koin NU lewat pengajian selapanan, sementara pengajian rutin belum bisa dilakukan selama pandemi. "Ini juga menjadi bukti bahwa NU itu sangat mendukung program pemerintah terkait panduan dalam menghadapi pandemi," pungkas Gus Naf'an.

 

Kontributor: Mochammad Ronji
Editor: Kendi Setiawan