Daerah

Alumni Ansor dan IPNU Jateng Kritik Sistem Kaderisasi NU Hasil Muktamar Jombang

Ahad, 19 Januari 2020 | 14:45 WIB

Alumni Ansor dan IPNU Jateng Kritik Sistem Kaderisasi NU Hasil Muktamar Jombang

Ketua PW GP Ansor Jateng Periode 1995-1999 A Niam Syukri Masruri (dua dari kiri) (Foto: NU Online/Abdul Muiz)

Sukoharjo, NU Online
Majelis Alumni Pengurus Pimpinan Wilayah GP Ansor dan IPNU Jawa Tengah yang bermarkas di Jalan dr Cipto 180 Semarang mempertanyakan pola rekrutmen kader untuk menjadi pengurus NU di semua tingkatan. Pasalnya, sejak keputusan Muktamar di Jombang pola rekrutmen tidak lagi memperhatikan jenjang kaderisasi di badan otonom NU.

"Kita cukup prihatin melihat perkembangan di tubuh NU yang tidak lagi memperhatikan hasil kaderisasi dalam pengisian di struktur NU di semua tingkatan," ujar Ketua PW Ansor Jawa Tengah periode 1995-1999 A Niam Syukri Masruri.

Dikatakan, sejak ada keputusan Muktamar di Jombang tentang adanya 5 model kaderisasi di tubuh NU, maka inilah yang menjadi rujukan utama dalam pengisian pengurus di NU.

"Orang-orang yang direkrut cukup mengikuti pendidikan kader selama tiga hari dan dinyatakan lulus, maka dia berhak menjadi pengurus tanpa harus berdarah-darah mengikuti model kadersisasi berjenjang di organisasi IPNU maupun Ansor," tegasnya.

Dijelaskan, jenjang pengkaderan yang dilakukan oleh Banom NU dan aktivitas keseharian mengelola organisasi banom NU merupakan proses kaderisasi yang sesungguhnya. Sementara PKPNU, MKNU dan sejenisnya bukan instrumen utama, melainkan sebagai pelengkap dalam penguatan kader.

"Jadi harus tetap memperhatikan dan melihat kader-kader yang dihasilkan secara berjenjang, karena di situlah sesungguhnya kekuatan NU," ujarnya. 

Sekretaris PW GP Ansor Jawa Tengah periode 1995-1999 Nur Syamsudin melihat ada banyak kelemahan hasil Muktamar NU di Jombang terkait kaderisasi. Oleh karena itu, Muktamar NU di Lampung tahun 2020 perlu mempertegas kembali dalam keputusannya tentang kaderisasi di lingkungan NU.

"Pengisian personalia kepengurusan NU bersifat berjenjang dari struktur NU yang paling bawah menuju struktur yang paling atas dengan sumber utama dari banom NU dan lembaga NU," tandasnya. 

Menurutnya, PKPNU dan MKNU (5 macam kaderisasi NU sebagaimana keputusan Muktamar Jombang) sebagai upaya untuk mendinamisasi struktur dan organisasi NU di semua level dan tidak menjadikannya sebagai syarat utama dan satu-satunya menjadi pengurus NU. 

"Kaderisasi yang bersifat berjenjang dan PKPNU-MKNU bukan sesuatu yang bertentangan dan dipertentangkan, karena keduanya penting dan perlu terus dilakukan untuk kemajuan NU di masa yang akan datang. Yang perlu dilakukan lanjutnya, sinergisitas antar-keduanya," pungkasnya. 

Pertemuan yang berlangsung di rumah pengusaha seragam Banser, H Khoirul Anam di Sukoharjo, Sabtu (18/1) berlangsung gayeng setelah 20 tahun tidak bertemu. Tampak hadir selain jajaran alumni aktivis Ansor dan IPNU, juga hadir Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Sholahuddin Aly dan jajaran pengurus lainnya.

Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Abdullah Alawi