Daerah HUT KE-73 RI

Ansor Padang Pariaman Usul Dibangun Tugu di Lokasi Pembunuhan

Jum, 17 Agustus 2018 | 07:00 WIB

Ansor Padang Pariaman Usul Dibangun Tugu di Lokasi Pembunuhan

Ansor Fatayat Padang Pariaman, ikuti apel HUT RI

Sintuak, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman menilai sudah sepatutnya Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mendirikan tugu peringatan peristiwa surau Batu Sintuak yang menewaskan 40 orang anggota TRI/TNI,  pemuda pejuang kemerdekaan dan penduduk dari Nagari Sintuak Tobohgadang, Pakandangan, Kototinggi, Pauhkamba, Bintungantinggi dan sekitarnya. Mereka merupakan korban penembakan oleh tentara Belanda pada  Selasa 7 Juni 1949 silam.

Demikian dikatakan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana, Jumat (18/8) saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT RI ke-73  di Korong Simpang Empat, Nagari Sintuak Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman. 

Upacara peringatan HUT RI dilaksanakan persis di lokasi pembunuhan keji yang dilakukan tentara Belanda dihadiri Walikorong Simpang Tigo Satria Naldo,  kader Ansor, tokoh masyarakat Sintuak, mahasiswa KKN Unitas dan masyarakat sekitarnya.

Zeki Aliwardana sangat prihatin tidak adanya kepedulian pihak terkait terhadap pembangunan tugu yang dibangun untuk mengenang peristiwa tragis tersebut. "Hingga kini masih terbengkalai dan dipenuhi semak belukar. Karena dilaksanakan upacara peringatan 17 Agustus, lokasinya dibersihkan," kata Zeki sembari menunjuk ke tugu yang berada di sampingnya.  

Dengan dibangunnya tugu peringatan, ingin mengingatkan semua pihak bahwa di lokasi ini pernah terjadi pembunuhan puluhan orang akibat mempertahankan kemerdekaan RI dari serangan tentara Belanda. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan upacara ini, mengingatkan kita terhadap peristiwa tragis tersebut.

Dikatakan Zeki, jika ada tugu peringatan peristiwa Surau Batu ini, setidaknya mampu memberikan inspirasi dan semangat juang bagi generasi muda di Sintuak dan Padang Pariaman. 

"Jadi wajar saja generasi muda sekarang semakin jauh dari nilai-nilai nasionalisme dan semangat juang 1945, karena memang perhatian pemerintah terhadap peninggalan peristiwa yang bersejarah juga sangat minim," pungkas Zeki. (Armaidi Tanjung/Muiz)