Daerah

Ansor Padangpariaman Soroti Pertunjukan Organ hingga Larut Malam

Ahad, 27 Desember 2015 | 17:02 WIB

Pariaman, NU Online
Pertunjukkan musik organ tunggal yang digelar malam hari di berbagai pesta pernikahan dan acara lainnya di Kabupaten Padangpariaman sudah saatnya ditertibkan pihak yang berwenang. Jika tidak, dampak negatif  dari pertunjukkan organ tunggal di tengah malam itu akan semakin parah.
<>
Hal itu diungkapkan Ketua GP Ansor Padangpariaman Zeki Aliwardana pada Rapat Kerja Cabang (Rakercab) GP Ansor Padangpariaman di sekretariat PCNU Padangpariaman, di Kampung Baru, Kota Pariaman, Sabtu (26/12), malam.

Menurut Zeki Aliwardana, pertunjukkan organ tunggal sampai menjelang subuh dini hari tidak saja mengganggu kenyamanan orang di sekitarnya, tapi juga mengundang maksiat. Banyak terjadi pertunjukkan organ tunggal hingga tengah malam menjelang subuh menampilkan penyanyi berpakaian seronok dan sangat tidak sopan. Termasuk adanya minuman keras yang bisa memancing terjadinya tindak kriminal.

"Memang sudah ada Perda terkait pertunjukan organ yang dibolehkan hingga pukul 24.00 WIB malam. Kenyataannya, peraturan tersebut tidak jalan. Sehingga pertunjukan organ di banyak tempat di Padangpariaman tetap saja melewati batas waktu tersebut. Ansor berharap pembatasan pertunjukan organ hanya hingga pukul 23.00 WIB," kata Zeki Aliwardana.

Ansor Padangpariaman mendesak Pemerintahan Kabupaten Padangpariaman yang melahirkan Perda bisa lebih mengontrol pelaksanaanya. Ke depan, Ansor berharap Walinagari agar membuat Peraturan Nagari (Perna) terkait pengaturan pertunjukan organ ini.

Untuk penertiban pertunjukan organ dengan pembatasan waktu hingga pukul 23.00 WIB, ada baiknya harus ada izin dari pihak kepolisian, misalnya Polsek. Jika dalam pelaksanaannya sudah melewati pukul 23.00 WIB, pihak kepolisian bisa bertindak tegas. Pembatasan waktu pertunjukan ini bukan berarti mematikan usaha organ, tapi silakan siang hari dan tidak diwarnai dengan penampilan penyanyi berpakaian tidak sopan.

"Ansor  tidak ingin  generasi muda di Padangpariaman awalnya dirusak oleh pertunjukan organ yang diwarnai dengan maksiat. Kita mengajak berbagai elemen masyarakat Padangpariaman untuk selamatkan generasi muda dari kehancuran moral," tambah Zeki Aliwardana. (Armaidi Tanjung/Alhafiz K)