Daerah

'Atlas Walisongo' Berawal dari Ketiadaan Data Walisongo di Ensiklopedi

NU Online  ·  Jumat, 26 Oktober 2018 | 16:30 WIB

'Atlas Walisongo' Berawal dari Ketiadaan Data Walisongo di Ensiklopedi

Bedah buku atlas wali songo di Surakarta, Jateng

Sukoharjo, NU Online
Penulis buku 'Atlas Walisongo' KH Agus Sunyoto mengungkapkan, penulisan buku tersebut berasal dari ketidaksengajaannya ketika membuka buku ensiklopedi, dan mencari Sunan Kalijaga dan Walisongo namun tidak ketemu.

Baru kemudian ia dapati judul walisongo dikupas singkat tetapi dengan sumber data dari Babad Diponegoro, namun akhirnya dalam isinya mengalami kekacauan.

"Sementara, tokoh-tokoh penyebar islam lain diuraikan secara gamblang oleh ensiklopedi. Terdapat sebuah buku yang menghilangkan peran walisongo dari sejarah," ungkap dia, pada acara bedah buku "Atlas Walisongo" yang diselenggarakan HMJ Sejarah Peradaban Islam di Gedung Graha IAIN Surakarta, Kamis (25/10).

Ditambahkan dia, ketika orang membaca sejarah walisongo mayoritas menggunakan pandangan orang luar, semisal tulisan Snouck Hurgronje. "Maka penting untuk merintis sejarah menurut kita sendiri, Atlas Walisongo ini pandangan islam di Indonesia menurut kacamata orang Indonesia," ungkap Kiai Agus yang juga Ketua Lesbumi PBNU itu.

Sementara itu, Akademisi  IAIN Surakarta Islah Gusmian menambahkan, ada banyak sejarah ditulis di Indonesia dengan perspektif kolonial.

"Buku (Atlas Walisongo) ini memberikan contoh yg baik. Karena terdapat dua bidang studi yg selama ini terabaikan dalam penulisan sejarah yakni ilmu filologi yg membahas mengenai naskah dan ilmu arkeologi," papar dia. (Ajie Najmuddin/Muiz)