Daerah

Banser Hendaknya Mengawal Rekonsiliasi di Akar Rumput

Sen, 15 Juli 2019 | 04:00 WIB

Banser Hendaknya Mengawal Rekonsiliasi di Akar Rumput

H Imam Kusnin Ahmad pada Diklatsar Banser Satkorcab Kediri.

Kediri, NU Online
Barisan Ansor Serbaguna atau Banser harus menjadi pelopor rekonsiliasi bangsa Indonesia usai pemilihan presiden 2019. Karena saat digelar pesta demokrasi memilih pemimpin negara lima tahunan itu sempat terjadi benih-benih perpecahan di antara elemen bangsa. Sudah waktunya seluruh elemen bangsa merajut kembali merah putih yang hampir terkoyak tersebut.                   
"Akhiri perbedaan, para tokoh sudah rekonsiliasi dan mari kita sebagai warga yang baik segera membangun kembali komonikasi dan silaturahim  dengan masyarakat lain yang mungkin kemarin beda pilihan. Banser harus menjadi pelopor rekonsiliasi di semua tingkatan," kata Kepala Corps Provost Banser Nasional, H Imam Kusnin Ahmad, Ahad (14/7).

Hal itu ditegaskan mantan Kasatkorwil Banser Jawa Timur itu ketika menjadi pemateri dalam Diklatsar Banser Satkorcab Kediri, Jawa Timur angkatan ke 62. Kegiatan dipusatkan di Kecamatan Gampengrejo Kabupten Kediri.

Mengapa harus demikian? Karena memang itulah salah satu fungsi Banser yang didirikan oleh para tokoh Ansor pada 24 April 1964 lalu. “Yaitu demi merekatkan hubungan antar warga dan anggota masyarakat yang berselisih,” ungkapnya.

Dalam pandangan Imam Kusnin, salah satu  fungsi Banser adalah katalisator. “Yakni Banser sebagai perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai perekat hubungan silaturahim dan menumbuhkan rasa solidaritas sesama anggota Banser, anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Nahdlatul Ulama serta masyarakat,” tegasnya. 

Menurutnya, saat ini menemukan momentum yang tepat. “Maka Banser di semua tingkatan harus menjadi pelopor rekosiliasi," kata pria yang juga Ketua Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjan Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Blitar ini.             " 

Dirinya mengajak untuk menyudahi perbedaan demi menyongsong songsong Indonesia ke depan  yang lebih maju dengan tatanan yang lebih baik lagi dan sejahera. Namun demikian, lanjut Kang Kusnin, Banser jangan abai dengan fungsi dan tugas intinya. “Fungsi utamanya adalah kaderisasi, dinamisator dan mengawal Aswaja serta NKRI,” jelasnya.                                    

Menurutnya, rekonsiliasi yang dilakukan Presiden Jokowi dan Prabowo adalah bentuk nyata sikap dua negarawan, sehingga patut dicontoh oleh pendukung masing-masing di akar rumput.

"Rekonsiliasi keduanya bahkan telah melampaui kepentingan politik praktis, seperti keputusan koalisi atau oposisi sekalipun. Mereka hanya ingin rakyat Indonesia kembali bersatu, tidak ada lagi cebong dan kampret,” ungkapnya.

Dirinya tidak menampik terjadi polarisasi yang tajam dalam Pilpres 2019. “Oleh karena itu, jika ada pihak-pihak yang tidak suka dengan rekonsiliasi dua negarawan tersebut, berarti mereka anti persatuan Indonesia dan anti Pancasila,” tandasnya.

Dengan kata lain, mereka hanyalah orang-orang yang ingin dan senang kalau Indonesia rusak dan terus terbelah, agar kepentingan jangka pendek mereka tercapai. “Maka Banser harus menjadi perekat bagi pihak pihak itu," pungkasnya. (Ika/Ibnu Nawawi)