Kendal, NU Online
Golongan yang berpaham intoleran makin marak, apalagi menjelang pemilihan umum. NU sebagai ormas keagamaan terbesar di tanah air yang terus konsisten mengawal paham Islam yang rahmatan lil alamin dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terus mendapatkan serangan.
Karenanya, Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Mujiburrohman mengimbau seluruh kader Ansor untuk tidak terprovokasi. Serangan dari kelompok anti NU tersebut memiliki target yang lebih besar, yakni memecah-belah keutuhan NKRI.
“Bagi kelompok yang tidak menghendaki NKRI ini tetap utuh, NU menjadi ancaman,” kata Gus Mujib, Rabu (30/1). Pemilu ini menjadi momentum bagi mereka untuk memecah belah anak bangsa, lanjutnya.
Tujuan dari sejumlah serangan tersebut adalah provokasi. “Karena itu, kader Ansor jangan terpancing dengan bertindak reaktif,” tutur Gus Mujib di sela kunjungannya ke markas Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Gus Mujib mengingatkan agar dalam bergerak, kader Ansor di semua tingkatan tetap satu komando. Prinsipnya, dia menegaskan, para kader berpegang teguh pada empat visi dan misi organisasi.
“Keempatnya meliputi revitalisasi nilai dan tradisi, penguatan sistem kaderisasi, distribusi kader dan kemandirian ekonomi,” jelasnya.
Dirinya kemudian mengemukakan ucapan KH Said Aqil Siroj pada sambutan hari lahir Muslimat NU yang terus diplintir dan digoreng di media sosial. “Sekali lagi, kita jangan terpancing. Jadikan peristiwa di Garut sebagai pelajaran. Semua kader sampai ke tingkat ranting harus solid dan bergerak di bawah satu komando dari pimpinan di atasnya,” tegasnya.
Terkait beberapa kader Ansor yang menjadi kontestan Pemilu, Gus Mujib menyatakan bahwa politik menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan organisasi. “Politik bagi kader Ansor, muaranya bukan kekuasaan. Tapi politik sebagai jalan untuk memperjuangkan visi dan misi organisasi,” urainya.
Dirinya mendorong para kader untuk mengambil peran. Apakah itu sebagai pemilih, calon legislatif, penyelenggara atau sebagai pemantau. “Pemilu bagi Ansor bukan sebagai kendaraan untuk meraih kekuasaan an-sich, tapi kita kembalikan lagi pada apa tujuan organisasi kita ini didirikan,” tandas Gus Mujib. (A Rifqi/Ibnu Nawawi)