Jombang, NU Online
Santri Pondok Pesantren Al-Ahsan Bareng menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di tengah sungai Karangan, Dusun Karangan Krajan, Desa Karangan, Bareng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/10) pagi.
Sungai Karang dipilih karena kondisinya cukup memprihatinkan. Selain maraknya penambangan batu di bantaran sungai. Keadaan sungai di perparah dengan masih banyaknya warga daerah aliran sungai yang membuang sampah sembarangan.
"Melalui upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ini, pelajar Pondok Al-ahsan Karangan ingin mengajak dan menyadarkan para pelajar dan pemuda tentang menjaga lingkungan alam, terutama sungai sebagai sumber air," jelas Pengurus Yayasan Al-Ahsan, Khoirum Muslimin.
Menurutnya, upacara di Sungai memang terdengar tidak biasa dan jauh dari kebiasaan yang selama ini. Namun, ia berpendapat kegiatan itu tentu akan memberi pengalaman tak terlupakan bagi anak didiknya.
Ia berharap upacara di tengah sungai akan lebih memiliki makna mendalam serta dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pelajar. Selain itu juga mengajarkan peserta didik pentingnya menjaga kelestarian alam.
Meski harus bersusah payah untuk menuju sungai Karangan, namun semua itu tak mengurangi antusias para pelajar untuk mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda," tambahnya
Selanjutnya, ia menyebutkan tema besar yang mereka usung pada sumpah pemuda kali ini yaitu "melalui sumpah pemuda kita cintai lingkungan alam". Tema ini diambi sebagai upaya mengkampanyekan sekaligus menggerakkan para pelajar untuk lebih mencintai dan peduli terhadap alam dan sungai.
"Kedispilinan dan kesadaran untuk tidak membuang sampah di sekitar Sungai dimulai dari usia produktif seperti ini. Kita jelaskan juga dampak perbuatan mereka membuang sampah di sungai bisa mencemari sungai serta dapat merugikan warga lainnya," bebernya.
Upacara Hari Sumpah Pemuda di Sungai Karangan berlangsung khidmat. Semua perangkat upacara berasal dari santri semua. Mulai dari pemimpin upacara, penyampaian pesan moral, pembawa bendera dan kelengkapan upacara lainnya.
"Dewan guru dan pengurus yayasan hanya mengarahkan dan mengawasi kegiatan ini. Karena ini temanya sumpah pemuda maka semua petugas upacara ya diambil dari santri sendiri," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)Â