Daerah

Berkat Mbah Hasyim, Kita Menjadi Santri

NU Online  ·  Jumat, 25 Mei 2018 | 16:15 WIB

Berkat Mbah Hasyim, Kita Menjadi Santri

tadarusan Pesantren Atsaqofah Al Islamiyah Annahdliyah, Majalaya

Bandung, NU Online
Selama Ramadhan ini, para santri Atsaqofah Al Islamiyah Annahdliyah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat rutin menggelar tadarus Al-Qur’an. Hal itu atas imbauan pendiri dan pengasuh pesantren, Habib Umar bin Husein Assegaff.

Aktivitas rutin tadarus Al-Qur’an dilakukan bakda subuh. Secara bergantian tadarus dipimpin oleh Ustadz Deni Ali, Ustadz Farid Hilman dan Ustadz Roni Suhendar. Namun, tadarus yang dilaksanakan di Masjid Al Athhar Pesantren Atsaqofah, Jumat (25/5) pagi tampak berbeda. Pasalnya Wakil Sekretaris Lembaga Takmir Masjid (LTM) PCNU Kabupaten Bogor, H Abdul Hadi Hasan (Kang Hadi) yang sedang melakukan safari, turut serta di lokasi.

Ia pun menyampaikan ceramah setelah tadarusan. Dikatakan Kang Hadi, bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al- Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda.

Ia menyebut sangat baik mengisi Ramadhan dengan kegiatan Ttdarusan. “Al-Qur’an adalah kitab petunjuk dan pembeda antara hak dan yang batil. Jika kita hanya  membaca, tentu masih kurang sempurna, karena kita diharuskan untuk memahami ayatnya pula,” ujar Kang Hadi.

Menurutnya saat ini yang benar-benar mengerti Al-Qur’an hanyalah para ulama. Oleh karenanya sepatutnya sebagai santri memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan mengkaji ilmu pengetahuan dan tafsir Al-Qur’an kepada para kiai dan ulama Nahdliyin. “Sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain,” kata Kang mengutip sebuah hadits.

Ketika kita sudah paham, maka  harus diajarkan kepada orang yang lain, tentu dengan arahan dan bimbingan para masyayikh NU. “Nah, kita pagi ini membahas Al Qur’an, membaca beragam doa, sepatutnya pahala aktivitas kita ini kita niatkan juga untuk Guru Bangsa, Pemersatu Umat dan Ulama yaitu Hadrotussyeikh KH Hasyim Asy’ari,” papar Kang Hadi.

Ia menegaskan berkat  Kiai Hasyim, kita dapat menjadi santri, dan paham bagaimana menghormati ulama. “Kita harus bangga menjadi santri Nahdliyin yang kelak siap berjuang untuk negeri dan dunia,” pungkas Kang Hadi. (Red: Kendi Setiawan)