Jember, NU Online
Abdurrahman bin ‘Auf adalah seorang sahabat yang sangat tajir. Ia adalah konglomerat papan atas yang begitu dermawan. Untuk kepentingan Islam, loyalitasnya tak diragukan lagi. Bahkan dia pernah mendermakan semua hartanya untuk membela Islam.
Namun hatinya dirajam kegalauan, pasalnya Nabi Muhammad SAW pernah menyebut bahwa Abdurrahman bin ‘Auf akan masuk surga paling akhir, sebab dia banyak hartanya sehingga proses hisabnya memakan waktu lama. Maka kemudian dia berpikir untuk menjadi orang miskin saja karena masa hisabnya singkat, sehingga bisa masuk surga lebih awal.
Hal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Moch Eksan saat memberikan sambutan dalam acara pembagian sembako di Dusun Paluombo, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember, Jawa Timur, Ahad (1/4).
“Saya kira saat ini tidak ada konglomerat atau siapapun yang kaya tiba-tiba ingin menjadi miskin, tapi itulah Abdurrahman bin ‘Auf. Sebab, harta betapapun banyaknya, tidak ada artinya jika akhirnya hanya ‘memperlambat’ yang bersangkutan masuk surga apalagi sampai menyebabkan masuk neraka,” jelasnya.
Eksan melanjutkan, apa yang diinginkan Abdurrahman bin ‘Auf akhirnya menemukan momentumnya. Saat itu setelah perang Tabuk, kurma di Madinah yang tak lain adalah milik para sahabat menjadi busuk hingga menyebabkan harganya jatuh bahkan tak laku.
Karena ingin menolong para sahabat dan juga didorong oleh keinginannya untuk menjadi orang miskin, maka Abdurrahman bin ‘Auf pun menjual semua hartanya guna memborong kurma busuk yang menggunung itu, dengan begitu ia berpikir bahwa dirinya sudah menjadi orang miskin.
Namun tenyata Allah berkehendak lain, Raja Yaman mencari kurma busuk menyusul terjadinya wabah penyakit epidemik di negerinya dan itu hanya bisa diobati dengan kurma busuk. Maka kurma busuk milik Abdurrahman bin ‘Auf pun dibeli dengan harga 10 kali lipat.
“Oleh karena itu, yakinlah kalau niat kita ingin membantu orang, ingin menolong orang, kita tidak akan pernah rugi, demi Allah saya yakin itu. Allah pasti menepati janjinya untuk membalas kebaikan dengan berlipat-lipat,” urainya.
Menurut Eksan, bersedekah tidak perlu menunggu kaya, justru keinginan untuk sering-sering bersedekah seharusnya menjadi pemicu bagi seseorang untuk giat bekerja sehingga menjadi kaya.
“Islam tidak melarang umatnya kaya, justru harus kaya agar bisa bersedekah lebih banyak lagi,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Moch Eksan yang juga anggota DPRD Jawa Timur itu membagikan 125 paket sembako bagi warga yang tidak mampu di sekitar Dusun Paluombo, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember. (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).