Daerah

Bidan Juga Seorang Daiyah

NU Online  ·  Senin, 16 Februari 2009 | 14:55 WIB

Brebes, NU Online
Profesi Bidan sangat mulia karena berjasa membantu proses kelahiran keturunan anak manusia. Sejak usia kehamilan 1-9 bulan, ibu hamil selalu mendapat bimbingan bidan. Untuk itu seorang bidan selain harus mengetahui teknik persalinan juga perlu dibekali dengan agama yang kuat.

Pasalnya, bila tidak dilandasi dengan agama yang kuat maka bidan bisa dikategorikan gagal dalam membantu lahirnya anak manusia yang berkualitas. Keturunan yang berkualitas itu, adalah sehat dan kelak menjadi anak yang soleh atau soleha. Artinya, bidan pada hakekatnya juga sebagai seorang daiyah.<>

“Bidan pun bisa jadi Daiyah, manakala dalam memberikan pelayanan dibarengi dengan proses religi,” papar Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al Falah Jatirokeh Songgom Brebes Drs. H. Nasrudin saat menyampaikan tausiyah saat pertemuan Pembinaan Organisasi dan Sosialisasi Hasil Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) 2008, di Gedung IBI Brebes Ahad (15/2) kemarin.

Menurut Haji Nas, demikian sapaan akrabnya, Bidan membantu kesehatan secara biologis dan juga kesehatan rohani. Upaya bidan dalam membantu kesehatan rohani sang pasien, dengan jalan dakwah. Semisal pada awal-awal memeriksa kehamilan, Si Pasien disarankan untuk membaca Surat Yusuf dan Surat Maryam.  “Ketika kandungan berusia 4 bulan, Si Pasien dihimbau untuk bersodaqoh dengan Walimatul Khamli. Sebab saat itu Malaikat Isrofil tengah meniupkan roh ke jabang bayi,” saran Haji Nas yang juga Ketua DPRD Kab. Brebes itu.

Bidan harus sadar, lanjutnya, meski teknologi makin canggih tapi proses kelahiran kini makin sulit dan beragam kasus sehingga harus ada upaya religius. qodo dan qodar Allah SWT sangat dominant, sesuai kemaun-Nya. Sehingga tanpa dikembalikan kepada Yang Maha Kuasa ikhtiar kita akan sia-sia belaka. Tentu Bidan pun mengharapkan persalinan bisa berjalan lancar tanpa harus dilakukan operasi sesar.

Yang perlu diingat para Bidan, masih kata Haji Nas, dalam pelayanan jangan terpikirkan masalah duit melulu. Tapi harus Bismillah dengan niat perjuangan membantu melahirkan anak manusia ke muka bumi. “Insya Allah, dengan makin dekat dengan Allah makin banyak rejeki yang kita dapat tanpa disangka-sangka,” pesannya kepada 672 bidan Se Kab. Brebes itu.

Ketua IBI Kabupaten Brebes Hj. Maskiyah SH menjelaskan, digelarnya pembinaan ini dikandung maksud agar para Bidan mengetahui tugas dan kewajibannya sebagai pelayan kesehatan masyarakat. Disamping itu untuk menepis anggapan kalau profesi bidan dekat dengan praktek aborsi atau menyimpan Narkoba. “Bila ada bidan yang sampai melakukan hal tersebut, Saya atas nama organisasi akan melaporkan langsung pada pihak berwajib,” ucapnya tegas.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kab. Brebes dr. Laode Budiyono, Ketua DPP IBI Dra. Harni Kusno, MKM, Ketua DPW IBI Jateng H. Umi Latif. Dalam kesempatan tersebut Harni mensosialisasikan hasil kongres IBI seperti pendidikan berkelanjutan, pelayanan, advokasi, Hak dan Kewajiban bagi bidan. (was)