Daerah

Buku Pintar, Buku Pendampingan IPNU-IPPNU Jember

Ahad, 13 Oktober 2019 | 05:00 WIB

Buku Pintar, Buku Pendampingan  IPNU-IPPNU Jember

Ketua PC IPNU Jember, Jawa Timur, Ardi Wiranata (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online

Rekruitmen anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Jember, Jawa Timur cukup massif. Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) pun digelar cukup sering. Namun sepertinya kegiatan berjalan di tempat. Kepengurusan di tingkat komisariat, seolah kosong setelah dilantik.

 

Kondisi tersebut menginspirasi Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Jember untuk menerbitkan Buku Pintar. Yaitu buku panduan program bagi pimpinan komisariat dalam satu periode.

 

“Kebanyakan setelah mereka (komisariat) dilantik, kemudian tidak ada kegiatan, maaf seperti vakum. Tidak tahu apa yang harus mereka perbuat. Maka Buku Pintar akan memberikan panduan, pendampingan” jelas Ketua PC IPNU Jember, Ardi Wiranata kepada NU Online di sela-sela acara koordinasi Hari Santri 2019 di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Sabtu (12/10).

 

Buku yang telah diluncurkan bulan lalu oleh Pimpinan Wilayah (PW) IPNU Jawa Timur itu, isinya meliputi 4 tema. Yaitu penguatan bidang keorganisasian, penguatan terkait soft skill dan hard skill, penguatan entrepreunersip, dan penguatan spritual/keagamaan. Keempat tema itu dirinci dalam beberapa kegiatan untuk satu periode kepengurusan.

 

“Jadi di buku itu kita sebutkan, misalnya untuk tema penguatan spritual, bantuk konkretnya apa, itu ada petunjuknya. Komisariat tinggal menjalankan,” ucapnya.

 

Ardi mengaku menaruh perhatian besar pada IPNU-IPPNU di level komisariat. Sebab, mereka sesungguhnya adalah ujung tombak di lapangan. Jadi persemaian kader itu berangkat dari komisariat, sehingga perlu terus dipantau sekaligus dipandu agar kegiantannya hidup.

 

“Kami berpandangan bahwa komisariat perlu dikobarkan semangatnya agar organisasi hidup,” urainya.

 

Alumnus Pascasarjana Politeknik Negeri Jember itu menegaskan, saat ini pihaknya memang mencanangkan rekruitmen anggota sebanyak-banyaknya, namun hal itu bukan berarti menafikan sisi kualitas. Oleh karenanya, komisariat harus didorong terus untuk menggelar kegiatan yang bersifat penguatan.

 

“Tidak cukup dengan Makesta. Tapi harus diikuti dengan kegiatan lain untuk membentuk kader yang benar-benar tangguh,” urainya.

 

Penguatan kualitas kader itu, tambah Ardi, seiring dengan tantangan NU kedepan yang semakin besar. Salah satunya adalah penyebaran paham yang bertentangan dengan ideologi NU dan berlawanan dengan ideologi negara (gerakan radikal). Mereka saat ini sudah mulai mengincar anak-anak SMA dan mahasiswa sebagai target penyebaran ideologinya.

 

“Ini wajib kita antisipasi, dan kader IPNU-IPPNU harus berani menghadapi itu,” pungkasnya.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi