Daerah

Bupati Brebes Minta Pegiat Agama Sosialisasikan Pilgub Jateng

NU Online  ·  Kamis, 5 April 2018 | 14:00 WIB

Bupati Brebes Minta Pegiat Agama Sosialisasikan Pilgub Jateng

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti

Brebes, NU Online
Bupati Brebes Hj Idza Priyanti mengajak kepada para pegiat agama agar ikut mensosialisasikan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng.  Pasalnya, para pegiat agama dinilai memiliki kemampuan untuk mengajak masyarakat dalam berperan serta dalam Pilgub Jateng pada 27 Juni 2018 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Bupati saat pembinaan guru ngaji, imam masjid/mushola, guru madin, dai, pengasuh pesantren, dan hafidz/hafidzah Se Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes di aula Kecamatan Bulakamba, Kamis (5/4).

Idza berharap, para ulama jangan jemu jemu mengajak umat untuk berpartisipasi dalam pilkada saat di pengajian atau kegiatan agama lainnya. Perlunya ulama ikut sosialisasikan pilkada, mengingat jumlah personil KPU masih sangat terbatas. 

Dengan kiprah para ulama diharapkan Brebes menjadi konsusif, aman dan damai. Menurut Idza, lebih dari 22.000 ulama di Brebes diyakini bisa efektif dalam mensosialisasikan pilkada Jateng.

Idza juga meminta doa kepada para ulama untuk mendoakan Brebes agar terhindar dari bencana. Di samping itu, dengan perjuangan dan perhatian para pegiat agama, semoga bisa terlahir generasi yang shaleh dan shaleha.

Asisten I bidang pemerintahan dan kesejahteraan sosial Athoillah Syatori menceritakan tentang keunikan guru ngaji, ketika di era belum ada listrik ada kegiatan kemisan atau iuran untuk  membeli minyak tanah sebagai bahan bakar ceplik (sentir) agar saat mengaji mendapatkan bahan bakar untuk lampu penerangan.

Namun ketika musim hujan datang, seketika malam Kamis datang, ternyata hujan besar sehingga anak-anak tidak ada yang berangkat, otomatis harapan mendapatkan uang kemisan pupus sudah. 

Pun demikian ketika listrik sudah masuk desa, ketika uang kemisan sudah ditangan anak anak yang mau ngaji, tergoda pula oleh pedagang cilok. Akhirnya guru ngaji tetap tabah menularkannya, walau tidak punya honor. 

“Perhatian serius pemerintah kepada guru ngaji karena turut mencerdaskan kehidupan anak anak bangsa sehingga tidak buta huruf hijaiyah,” pungkasnya. (Wasdiun/Muiz)