Daerah

Bupati Probolinggo: Safari Haji, Sarana Dakwah dan Syiar

NU Online  ·  Kamis, 13 Juli 2017 | 04:01 WIB

Probolinggo, NU Online
Dalam rangka memberikan dukungan moral kepada calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten Probolinggo ke Tanah Suci, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menggelar safari haji ke beberapa calon tamu Allah dan Rasulullah SAW yang akan berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini.

Rabu (12/7), safari haji ini dilaksanakan di 4 (empat) titik lokasi. Yakni, Maliya di Dusun Krajan Desa Matekan Kecamatan Besuk, Sosianto dan istrinya Ida Noerhayati di Dusun Desa Gunggungan Lor Kecamatan Pakuniran. Kemudian Anna Ratnawati di Dusun Krajan Desa Talkandang Kecamatan Kotaanyar. Serta A Fathoni Hidayat dan A Nurul Hidayati di Dusun Desa Kedungrejoso Kecamatan Kotaanyar.

Safari haji ini diikuti oleh Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari, Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo H Santoso serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari mengungkapkan bahwa kegiatan safari haji ini istiqomah dilakukan Pemkab Probolinggo sejak tahun 2003 silam. “Tujuannya adalah mendoakan calon tamu Allah dan Rasulullah sekaligus mempererat jalinan silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah,” katanya.

Menurut Tantri, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperolah barokah Mekah dan Madinah dari para calon tamu Allah dan Rasulullah. Pasalnya calhaj ini memiliki magnet dan daya tarik yang luar biasa.

“Safari haji ini bertujuan sebagai dakwah dan jihad sekaligus syiar tentang haji. Karena banyak orang Islam yang rejekinya dilebihkan tetapi lupa kewajiban hajinya sampai meninggal dulu,” tegasnya.

Sementara Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin mengungkapkan bahwa setiap harta dijalankan untuk ibadah haji pasti mendapatkan pahala ibadah. Sehingga begitu dilebihkan hartanya segera daftarkan haji dan jangan bingung dengan lamanya antrian. Karena jika sudah mendapatkan undangan dari Allah maka antrian itu tidak berlaku. Sebab menjadi tamu Allah, kapanpun diundang terserah Allah SWT. 

“Umroh itu sunnah sehingga setiap ibdah umroh tidak akan mampu menggugurkan kewajiban hajinya. Meskipun nantinya meninggal sebelum berangkat maka akan tetap dicatat sebagai ibadah haji. Karena setiap uang yang ditaruh di jalan Allah, nantinya akan dikalikan 700 kali kebaikan. Pasti kembali bentuknya dalam apapun terserah Allah,” tegasnya,” katanya.

Kepada para calon tamu Allah dan Rasulullah, Hasan meminta agar senantiasa diberi kelancaran selama menjalankan ibadah haji maka hendaknya menghormati kedua orang tua. Apabila sudah meninggal, datangi kuburannya dan doakan kedua orang tuanya. “Orang tua itu adalah pintu surga dari Allah SWT,” terangnya.

Hasan mengharapkan agar ibadah haji ini dilaksanakan dengan niat ikhlas lahir dan batin untuk mencari ridho dari Allah. Lakukan tahapan demi tahapan ibadah haji dengan baik. Bacalah doa yang sudah dihafal karena tidak ada bacaan wajib yang menggugurkan ibadah hajinya. 

“Mabrur bukan di Mekah dan Madinah, tapi setelah pulang ke kampung halaman. Bagaimana ibadahnya meningkat dari sebelum menunaikan haji. Perbanyak di masjid dan bukan di hotel. Semoga diberi sehat oleh Allah, berangkat dan pulang sehat dan menjadi haji mabrur. Jaga ibadah sholat lima waktu dengan baik,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)