Daerah

Cara Agar Terhindar dari Kerugian

Jum, 12 Juli 2019 | 20:00 WIB

Cara Agar Terhindar dari Kerugian

Jamaah di masjid Dusun Grindang Yogyakarta.

Yogyakarta, NU Online
Jamaah Masjid Jami' Dusun Grindang, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta kembali mengadakan Yasinan, Kamis (12/7) malam. Yasinan kali ini turut dihadiri puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut.

Yasinan dipimpin oleh Kiai Usup. Dirinya menerangkan bahwa orang yang merugi adalah orang tidak tambah ilmunya.

"Menurut orang Jawa ada hari disebut hari naas yang berarti hari sial. Menurut agama Islam juga ada hari naas, yaitu hari di mana seseorang tidak tambah ilmunya," terang kiai Ucup.

Itulah sebabnya thalabul 'ilmi atau mencari ilmu yang mana mengikuti jejak Rasulullah itu hukumnya faridah yang berarti wajib. Selai itu menuntut ilmu itu merupakan sebuah ibadah.

"Seseorang yang memiliki ilmu maka dapat ber-hablu minallah dan hablu minannas. Yaitu berhubungan dengan Allah dan manusia. Seperti disebutkan dalam Al-Qur'an yang berarti 'Sembahlah Allah, dan jangan sekali-kali kamu menyekutukan Allah," jelasnya.

Selanjutnya, dengan ilmu seseorang dapat berbuat baik kepada kedua orang tua. Dimana ridha orang tua menjadi  ridha Allah. Sebagai anak yang memiliki ilmu harus berbuat baik kepada kedua orang tua, berdoa untuk orang tua dan jangan sekali-kali menyakiti hati orang tua.

Ada sebuah kisah, kata Kiai Ucup, bahwa ada seorang anak yang meminta izin kepada orang tua untuk pergi ke Makkah melakukan ibadah haji. Namun, orang tua itu merasa keberatan ditinggal oleh anaknya dan tidak rela anaknya pergi. Anak tersebut tetap pergi ke Makkah.

Lalu di sebuah tempat terjadi pencurian yang dilakukan saat si anak tersebut sedang melakukan shalat di masjid. Si pencuri itu masuk ke masjid lalu keluar melalui jendela. Naas warga menganggap bahwa si anak tersebutlah pencurinya, sehingga ia dikeroyok sampai babak belur.

"Kemudian si anak pulang ke rumah orang tuanya, namun si orang tua tidak mengenali orang yang babak belur yang berada didepannya. Na'udzubillah," tutur Kiai Ucup.

Menurut Kiai Ucup, dari penggalan cerita tersebut pada intinya kita harus benar-benar takdim kepada orang tua, sehingga kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik. "Jangan membangkang, sudah nurut saja kepada orang tua," cetusnya.

Hal kedua, berbuat baik kepada saudara. Kita hidup di dunia saling bersaudara. Kita harus saling membantu, gotong royong dan menghormati antarsaudara.

"Jangan sampai memusuhi saudara, bangun komunikasi yang harmonis," ajaknya.

Yang ketiga berbuat baik kepada anak yatim. Hendaknya kita berbuat baik kepada anak yatim, sebab mereka sudah tidak memiliki orang tua lagi dan berbuat baik kepada anak yatim akan mendapatkan pahala yang baik.

"Anak yatim merupakan orang yang harus kita bantu dan jangan sampai dibuat menderita, karena doanya mustajab," tandasnya.

Sementara itu, Linatul Hikmah salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sedang mengikuti KKN di desa tersebut sangat mengapresiasi dengan terlaksana kegiatan serupa. Menurutnya, hal tersebut dapat menumbuhkan kekompakan warga.

"Kami sebagai pendatang sementara sangat senang mengikuti kegiatan tersebut dan sangat mengapresiasi, karena warga di sini ramah-ramah dan kompak," tuturnya.

Lina yang juga anggota Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berharap supaya kegiatan Yasinan dapat berjalan terus, karena selain mendoakan para pendahulu yang sudah meninggal juga dapat belajar.

"Harapannya kegiatan tersebut dapat berjalan terus. Apalagi dalam kesempatan tersebut kiai yang memimpin Yasinan selalu memberikan tausiyah, jadi dapat double pahalanya," harapnya. (Wahyu Akanam/Kendi Setiawan)