Banyumas, NU Online
Bel tanda berakhirnya jam pelajaran baru saja berbunyi.Itu adalah tanda bahwa pelajaran hari itu usai dan para siswa diperkenankan langsung pulang. Tapi tidak untuk siwa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif NU 1 Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Mereka bergegas mengambil air wudlu untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah terlebih dahulu.
Usai shalat berjamaah, sayup-sayup mulai terdengar lantunan bacaan Al-Qur'an dari sebuah ruangan sederhana yang disebut sebagai Mushalla madrasah, ternyata siswa siswi madrasah tengah bersiap untuk melakukan ngaji Al-Qur'an.
Di bagian depan, terlihat para ustadz dan ustadzah juga telah bersiap untuk menerima para siswa siswi yang akan melakukan ngaji. Sebuah meja kecil tampak berjajar, di depannya, siswa siswa duduk mengular, menunggu antrian untuk saling bergantian membacakan Al-Qur'an.
Kemudian doa mulai belajar pun dibacakan, satu persatu dari siswa siswi mulai bergerak maju, dan program ngaji Al-Qur'an di MI Ma'arif NU 1 Desa Kracak pun dimulai siang itu.
Program ngaji tersebut, menurut Kepala Madrasah Lutfi Nur Hakiki sudah dimulai sejak MI Ma'arif NU Kracak berdiri tahun 2011, dan kegiatan mengaji menjadi program unggulan di madrasah yang terletak di Grumbul Pulasari Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah itu.
"Berdirinya MI Ma'arif NU Kracak tak bisa dilepaskan dari keberadaan Pesantren Al-Huda Pulasari, yang menjadi cikal bakal berdirinya madrasah ini, sehingga program ngaji Al-Qur'an yang kami terapkan ini kami adopsi dari kurikulum pesantren," katanya kepada NU Online, Kamis (4/10).
Program tersebut, lanjut Lutfi Nur Hakiki berjalan secara berkesinambungan dari kelas 1 hingga kelas 6, dimulai dari ngaji kitab turutan atau iqro, kemudian Juz 'amma, setelah itu praktek shalat, dan terakhir ngaji Al-Qur'an hingga khatam.
"Bagi siswa siswi baru, pertama adalah ialah ngaji Baca Tulis Al-Qur'an (BTA) dengan kitab turutan atau iqro. Kemudian setelah dirasa lancar dan baik, naik ngaji Juz 'amma, setelah itu praktek shalat 5 waktu, baru terakhir ngaji Al-Qur'an hingga khatam," jelasnya.
Keberadaan Pesantren Al Huda Pulasari yang merupakan cikal bakal sekaligus menjadi pondasi berdirinya MI Ma'arif NU Kracak sedikit banyak memberikan pengaruh besar dalam proses kegiatan belajar mengajar sehari-hari di madrasah.
Pengasuh Pesantren Al-Huda Pulasari Fatrotun Nafi'ah kepada NU Online menjelaskan, salah satu tujuan didirikannya MI Maarif NU Kracak ialah untuk menanamkan nilai-nilai dan budaya yang islami kepada siswa siswi sekolah di tingkat dasar.
"Selain untuk meningkatkan potensi dan prestasi akademik siswa, pembelajaran akhlakul karimah bagi anak-anak merupakan suatu hal penting yang harus diajarkan sejak dini, jadi antara ilmu umum dan agama harus seimbang," jelasnya.
Keseimbangan antara prestasi akademik dan akhlak yang baik, lanjut Fatrotun Nafi'ah merupakan hal yang harus dilakukan karena ke depan kehidupan akan terus berkembang.
"Di sini kami menerapkan Al-Qur'an dan nilai-nilai keislaman yang berhaluan aswaja an nahdliyah sebagai pondasi kita dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari di madrasah," pungkasnya. (Kifayatul Ahyar/Muiz)