Jember, NU Online
Diakui atau tidak, gerakan radikal tak pernah mati, diam-diam terus merangsek ke berbagai sendi kehidupan masyarakat. Mereka bergerak secara sporadis, mendatangi mushalla dan masjid untuk menawarkan pengajian.
Di luar itu mereka mencetak buletin yang dibagikan gratis ke masjid-masjid dan berbagai instansi pemerintah. Itulah sebabnya, LDNU, Aswaja Center, LBMNU dan LPNU Jember menginisiasi pertemuan di sebuah mushalla di kawasan Gladakpakem, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur, Rabu (4/4) malam.
Menurut Koordinator Advokasi Warga LDNU Jember Moch Kholili, pertemuan tersebut adalah untuk konsolidasi memerangi gerakal radikal yang marak merebak di Jember kota bagian selatan.
“Ini harus menjadi atensi kita semua. Jember sudah kondusif dan aman. Jangan sampai karena ada pengaruh dari kelompok radikal, terjadi konflik horisontal kelak,” tukasnya kepada NU Online.
Ia menghimbau agar masyarakat tak mudah termakan dengan ajakan mereka yang menawarkan jalan pintas menuju surga.
Dikatakannya, pendekatan mereka cukup bagus dan seolah-olah tidak ada missi apa-apa, namun setelah lama baru masyarakat merasa bahwa itu lain dari yang lain.
“Masyarakat yang terprovokasi ajakan mereka pun, akhirnya berbalik 180 derajat dari keadaan semula. Mereka ikut-ikutan mencela amaliah masyarakat kebanyakan di situ. Ini jelas memancing konflik. Jember sudah aman, jangan gerus ketenangan kami,” ujarnya.
Pertemuan konsolidasi itu dihadiri oleh takmir masjid di sekitar Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates, Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung dan Gladakpakem, Kecamatan Sumbesari, Jember.
“Kuncinya ada di takmir memang, kalau takmirnya menolak kehadiran mereka, ya gak jadi, kita ingin dakwah yang damai dan sejuk, bukan dakwah yang mencaci maki dan mudah menyalahkan orang yang tidak sepaham,” ungkapnya (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).