Daerah

Ciri Bertakwa Peduli dengan Kesulitan Kerabat

Sen, 18 Juni 2018 | 14:30 WIB

Jember, NU Online
Tempaan selama Ramadhan hendaknya bisa membekas pada perjalanan kaum Muslimin di waktu berikutnya. Takwa sebagai puncak hikmah puasa harusnya menjadi garansi dari proses pembentukan pribadi terbaik. Salah satu cirinya adalah peduli dengan kesulitan saudara terdekat.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Hafidz Hasyim saat memberikan mauidlah hasanah terkait hikmah Idul Fitri, Ahad (17/6). Kegiatan berlangsung di Rowo Tengah, Sumberbaru, Jember, Jawa Timur.

Menurut dosen di Institut Agama Islam Negeri Jember tersebut, bahwa banyak indikator bahwa seorang Muslim telah menjadi muttaqin atau orang bertakwa. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, yakni surat al-Baqarah ayat 177.

Bahwa ciri orang yang bertakwa adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, sejumlah kitab, termasuk para nabi. 

“Juga memberikan harta yang dicinta kepada kerabatnya,” kata Ustadz Hafidz. Ayat ini memberikan pesan bahwa memiliki kepedulian kepada penderitaan sesama seharusnya lebih memprioritaskan kerabat terdekat, lanjutnya.

Karenanya, alumnus pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini kurang sependapat dengan penggalangan dana untuk kawasan yang lumayan jauh, bahkan hingga ke luar negeri. “Karena masih banyak kerabat sekitar yang layak dibantu, mengapa harus memikirkan mereka yang jauh?” sergahnya.

Dirinya mengingatkan bahwa mengentaskan kebutuhan saudara dari mulai adik, keponakan dan kerabat yang lain ternyata lebih dianjurkan dari kalangan lain. “Baru setelah itu perhatian diberikan kepada anak yatim, miskin, musafir dan mereka yang meminta-minta,” ungkapnya.

Pada ayat berikutnya disebutkan bahwa ciri mereka yang takwa adalah memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. 

“Juga orang-orang yang menepati janji, dan kalangan yang sabar saat terhimpit persoalan, penderitaan dan kala peperangan,” jelasnya. Mereka disebut memiliki iman yang benar serta kalangan bertakwa yang sesungguhnya. 

Karena itu tidak ada pilihan bagi kaum Muslimin yang telah ditempa selama Ramadhan selain meningkatkan kadar ketakwaannya. “Karena ini menjadi maksud dan tujuan mulia dari puasa yakni agar kita bertakwa,” tandasnya. (Red: Ibnu Nawawi