Daerah JIHAD PAGI

Dengan Kesucian Hati, Manfaat Ibadah Kan Mudah Dinikmati

Sen, 28 Januari 2019 | 09:00 WIB

Dengan Kesucian Hati, Manfaat Ibadah Kan Mudah Dinikmati

Foto: Ilustrasi (Ist.)

Pringsewu, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Al-HIdayah Keputran, Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, Lampung KH Zainal Afandi mengatakan jika seseorang memiliki hati suci dan bersih, maka ia akan dapat meraih manfaat ibadah yang ia lakukan sehari-hari. Manfaat yang diraih tersebut juga akan mudah dinikmati sehingga akan berpengaruh kepada tingkah laku dan kualitas hidup yang dijalani.

"Orang yang hatinya bersih dari penyakit hati maka semua tingkah lakunya juga akan baik," jelasnya dalam kajian hadits pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang dilaksanakan di Aula Kantor PCNU Kabupaten Pringsewu, Jalan Lintas Sumatera Kecamatan Pagelaran, Ahad (27/1).

Dalam kajian hadits yang mengangkat tema Mensucikan Diri ini, Kiai Zainal mengajak umat Islam untuk senantiasa membaca tahmid, tahlil dan takbir untuk membersihkan hati. Alumni Pesantren Lirboyo, Jawa Timur ini juga mengajak untuk senantiasa menanamkan sifat rendah diri dan tidak sombong terhadap apa yang dimiliki.

Mengutip salah satu hadist dalam Kitab Arbain Nawawi Kiai Zainal menegaskan, mensucikan hati merupakan hal yang sangat penting yang harus ada dalam diri seseorang. Bukan hanya membersihkan badan, membersihkan hati harus terus dilakukan dalam kehidupan.

Membersihkan hati lanjut Kiai Zainal bisa dilakukan dengan cara bersedekah karena amalan ini merupakan pembuktian mengenai pembenaran keimanan.

“Jika memang sangat tidak ada yang disedekahkan maka carilah pahala yang sama dengan sedekah. Seperti yang paling mudah adalah ketika bertemu orang lain dengan senantiasa tersenyum,” jelasnya.

Ia pun memberikan contoh sosok Nabi Muhammad SAW yang sudah dijamin oleh Allah kesuciannya pun, senantiasa memohon ampun kepada Allah untuk mensucikan hati. Nabi Muhammad yang merupakan ahli sujud dan juga ahli khusuk senantiasa memberikan kesejukan dan kedamaian bagi orang-orang yang menemuinya selalu memanjatkan doa kepada Allah untuk dijauhkan dari sifat-sifat yang dapat merusak kesucian hati.

Sebagai Nabi yang bisa memberikan syafaat, sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk mengambil suri tauladan dengan mempelajari apapun yang dilakukan oleh Rasul. Untuk mempelajarinya diperlukan langkah yang tepat dengan belajar agama melalui ulama yang memiliki sanad keilmuan jelas sampai Rasul.

“Sanad keilmuan adalah hal penting yang harus dijalani bagi setiap orang karena ketika sebuah ilmu tidak ada gurunya akan lebih banyak salahnya dari pada benarnya,” pungkas Kiai Zainal mengingatkan. (Alex Bastari/Muhammad Faizin)