Daerah HARI SANTRI 2019

Di Bondowoso Digelar Bahtsul Masail untuk Santri Usia 17 Tahun

Rab, 16 Oktober 2019 | 06:00 WIB

Di Bondowoso Digelar Bahtsul Masail untuk Santri Usia 17 Tahun

Bahtsul masail bagi santri yang berusia 17 tahun di Pesantren  Nurut Taqwa, Grujugan, Cerme, Bondowoso. (Foto: NU Online/Ade Nurwahyudi)

Bondowoso, NU Online
Nahdlatul Ulama memerlukan generasi pelapis dalam mengantisipasi perkembangan zaman. Tidak semata pegiat jamiyah atau organisasi, juga para kiai dan ulama yang memiliki kecapakapan dalam membahas masalah keislaman.
 
Pondok Pesantren  Nurut Taqwa, Grujugan, Cerme, Bondowoso, Jawa Timur menjadi tuan rumah pelaksanaan bahtsul masail untuk santri yang berusia 17 tahun. Kegiatan ini kemudian disebut BM-U17 yang berlangsung Selasa (15/10).
 
BM-U17 tersebut dipelopori Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah, Sukorejo, Situbondo. Puluhan santri dari 19 pondok pesantren se-Karesidenan Besuki dan Madura turut berpartisipasi pada kegiatan ini.
 
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurut Taqwa, KH Barri Syahlawi Zain merasa bangga karena pesantrennya dipercaya menjadi tuan rumah.
 
“Syukur alhamdulillah kami sangat bangga karena yayasan dipercaya mengadakan kegiatan bahtsul masail untuk santri usia 17 tahun,” katanya.
 
Sebagai bentuk syukur atas kesempatan tersebut, Kiai Barri Syahlawi akan menjaga kepercayaan yang diberikan. 
 
"Akan kami lakukan sebaik-baiknya amanah ini," ungkapnya.
 
Selama kegiatan berlangsung, pada forum tersebut akan dibahas dan dikaji bersama persoalan hukum terkini. Tentu dengan berlandaskan sumber ajaran Islam yakni Al-Qur;an, hadist, ijma serta qiyas.
 
"Bahtsul Masail merupakan sebuah forum diskusi antarahli keilmuan Islam, utamanya fiqih di lingkungan pesantren yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama," urainya.
 
Menurut padanganya, keberadaan bahtsul masail apalagi melibatkan santri yang masih berusia belia sangatlah penting. 
 
“Karena kegiatan bahtsul masail juga sebagai pengkaderan calon ulama dan sebagai wadah untuk berdiskusi serta mengkaji persoalan-persoalan Islam,” jelasnya.
 
Oleh karena itu, forum ini diharapkan tidak berbicara hasil, tapi yang jauh lebih penting adalah proses bagaimana memecahkan sejumlah masalah yang dihadapi.
 
Ketua panitia, Mohammad Kholil Abdul Majid menjelaskan bahwa keberadaan forum tersebut memberikan jawaban atas sejumlah persoalan keagaman yang belum ada hukumnya, belum dibahas ulama terdahulu yang nantinya akan dibahas secara mendalam.
 
"Kegiatan ini merupakan BM U-17 yang pertama dilaksanakan di luar Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo dan sebagai agenda rangkain menyambut Hari Santri tahun 2019," katanya.
 
Acara dihadiri Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin sekaligus membuka secara resmi kegiatan ini. 
 
 
Pewarta: Ade Nurwahyudi
Editor: Ibnu Nawawi