Daerah

Dies Natalis Ke-32 IBN Tegal Kaji Kesetaraan Gender

Rab, 18 September 2019 | 14:30 WIB

Dies Natalis Ke-32 IBN Tegal Kaji Kesetaraan Gender

Profesor Nazarudin Umar mengisi Dies Natalis IBN Tegal.

Tegal, NU Online
Tanggal 16 September 2019, Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal Jawa Tengah menapaki usia ke-32. Sebagai perguruan tinggi keislaman swasta, IBN termasuk perguruan tinggi tertua di Jawa Tengah. IBN merupakan salah satu kampus yang berafiliasi dengan LPT NU di Jawa Tengah.
 
Di Usianya yang ke-32, IBN melaksanakan studium general sebagai rangkaian peringatan Dies Natalis, Selasa (17/9) di Halaman Kampus IBN Tegal.
Rektor IBN, H Badrodin mengatakan dengan hadirnya dosen-dosen muda yang produktif, IBN semakin matang dalam kajian-kajian keislaman di wilayah regional, nasional maupun internasional.
 
"Kami kampus Aswaja dengan delapan prodi. Kami merupakan instrumen untuk melaksanakan keberislaman yang salah satunya bervisi kesetaraan gender," ujarnya.
 
Menurutnya, hal ini pula yang menjadi latar belakang studium general mengusung tema Perguruan Tinggi Keislaman sebagai Basis Penafsiran Teks Bervisi Kesetaraan Gender.
 
"Di tengah ramainya tren kajian gender, IBN berikhtiar memberikan penyegaran wawasan dengan menghadirkan profesor, ulama yang expert di bidangnya, Profesor Dr KH Nasarudin Umar, MA," lanjutnya.
 
Dalam paparannya, Nazarudin Umar menjelaskan pentingnya PTKI menjadi garda depan dalam studi-studi keislaman. Salah satunya harus berisi kesetaraan jender. Ini tidak lain karena hingga saat ini masih banyak kalangan yang justru menggunakan ayat-ayat israiliyat sebagai argumentasi keilmuannya.
 
"IBN harus menjadi salah satu kampus yang memperkaya diri dengan kajian-kajian tafsir," tegasnya.
 
Dalam pandangan Nasarudin, perempuan masih saja dilegitimasi sebagai yang separo dibanding laki-laki. Imbasnya, dalam konteks yang lebih luas, masih banyak perempuan yang tidak bisa menduduki posisi strategis di wilayah publik. Ini semua mengharuskan mahasiswa dan dosen harus pula menguasai ilmu bahasa untuk mengetahui tafsir Al-Qur'an.
 
"Al-Qur'an mengamanatkan kesetaraan. Perbedaan itu ada, tetapi tidak boleh ada pembedaan," lanjutnya.
 
Nazarudin berpesan kepada mahasiswa agar tidak terburu-buru menghakimi fenomena keberagamaan di masyarakat dengan bidah, syirik, dan kafir. Mahasiswa harus jeli mengkajinya terlebih dahulu.
 
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan anugerah dosen berprestasi di kalangan IBN Tegal. Sebagai dosen berprestasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam adalah, H Royani; Zaki Mubarok sebagai dosen berprestasi Fakultas Syariah dan Ushuludin; dan H M Sobirin sebagai dosen berprestasi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan.
 
Red: Kendi Setiawan