Daerah

Dokter Ini Berbagi Tips Sehat Konsumsi Daging Kurban

Rab, 22 Agustus 2018 | 06:00 WIB

Banyumas, NU Online 
Hari raya Idul Adha atau hari raya haji identik dengan pemotongan hewan kurban antara lain, sapi, kambing atau domba. Masyarakat Muslim di seluruh dunia, pada tanggal yang telah ditetapkan sesuai negaranya masing-masing akan melakukan ibadah pemotongan hewan kurban.

Secara hukum, pemotongan hewan kurban akan berlangsung pada tanggal 10 Dzulhijjah, serta 3 hari berturut-turut kemudian pada tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah.

"Makna idul kurban ini adalah kesetiakawanan sosial, saling berbagi, antara masyarakat muslim yang mampu kepada saudaranya yang fakir dan miskin," ucap Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Kabupaten Banyumas (LKNU Banyumas) Jawa tengah Agus Ujianto mengawali perbincangan dengan NU Online Selasa,(21/8). 

Diharapkan, masyarakat yang selama ini sulit mengonsumsi daging, pada hari itu akan merasakan nikmatnya mengonsumsi daging. Selain itu juga, bagi yang memberikan hewan kurban pun juga turut merasakan nikmatnya daging kurban tersebut. 

"Tentu, kita pasti tidak berharap pesta daging kurban pada hari itu akan berakhir dengan musibah atau menjadikan badan kita terasa sakit," tambah Agus

Daging, lanjut Agus mengandung zat gizi terutama protein dan lemak hewani yang merupakan zat gizi penting untuk tubuh. Pada saat masa pertumbuhan, protein dibutuhkan untuk zat pembangun, dan pada orang dewasa protein dibutuhkan untuk menjaga keutuhan tubuh dan mengganti sel-sel yang rusak bahkan berperan penting untuk proses penyembuhan.

Sedangkan lemak merupakan sumber energi, serta asam lemak esensial berperan untuk pembentukan membran sel-sel tubuh, juga untuk pembentukan steroid dan hormon. Lemak juga bumper bagi organ dalam tubuh. 

"Namun, jika daging yang mengandung lemak dikonsumsi berlebihan dan tidak pada waktu yang sesuai siklus faali seringkali akan merugikan tubuh," imbuhnya. 

Berbagai gangguan akan terjadi pada saluran cerna atas maupun gangguan saluran cerna bawah, antara lain GERD (Gastroesophageal Reflux), sakit maag, susah buang air besar (konstipasi) atau ambeien (hemoroid).

Makan lemak yang berlebihan dalam waktu singkat menyebabkan penyakit GERD, yaitu terjadi akibat pola gaya hidup yang salah. 

"Terjadinya aliran balik isi lambung termasuk asam lambung ke kerongkongan, karena adanya kelemahan klep antara lambung dan kerongkongan dan adanya gangguan pengosongan lambung juga mencetuskan timbulnya GERD," jelas Agus  

Lemak yang berlebihan akan menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat dan gangguan pada klep menyebabkan isi lambung berbalik arah ke kerongkongan, pasien penderita GERD biasanya akan merasakan panas pada dada seperti terbakar (heart burn).

GERD disebabkan juga karena mengonsumsi daging dalam waktu singkat secara berlebihan, terlebih jika daging dimasak dengan santan yang berlebihan serta disertai bumbu masak yang merangsang, asam dan pedas. Atau sebalikanya jika daging hanya dimasak setengah matang, maka provokasi terhadap penyakit ini akan meningkat.
 
"Kondisi itu akan lebih berat jika setelah mengonsumsi daging langsung tidur, karena itu akan menyebabkan makanan yang telah sampai di lambung berbalik arah ke kerongkongan," lanjutnya. 

Tips Hindari GERD
Untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan usai menyantap daging kurban, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama untuk menghindari terserang penyakit GERD, akibat dari mengkonsumsi daging kurban secara tidak tepat atau berlebihan. 

Menurut Agus Ujianto, ada beberapa tips untuk tetap sehat ketika mengkonsumsi daging kurban, antara lain: 
1. Jangan mengonsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat. 
2. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
3. Menghindari konsumsi secara bersamaan antara daging dengan jeroan. 
4. Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan. 
5. Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas
6. Hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda 
7. Hindari makanan yang mengandung coklat dan keju.

Selian itu, kebiasaan makan nasi yang banyak saat lauknya terasa enak juga bukan hal yang baik, seringkali jika metabolisme dalam tubuh sudah mulai abnormal, seperti pada orang tua dan orang yang beresiko tinggi terhadap stroke,diabetes dan hypertensi. 

"Peningkatan asupan lemak dan karbohidrat yang berlebihan kedalam tubuh, yang menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol dan gula darah juga bisa menjadi sebab terserangnya penyakit tersebut," lanjut Agus.

Di ujung perbincang tersebut, Agus menggarisbawahi anjuran agama untuk tidak berlebihan.  "Maka benar bahwa Tuhan melarang kita berlebih-lebihan termasuk dalam hal makan dan minum," pangkas dokter sepesialis bedah itu. (Kifayatul Ahyar/Ibnu Nawawi)Â