Daerah

Dua Peranan Desa yang Diabaikan

NU Online  ·  Sabtu, 25 Mei 2019 | 15:00 WIB

Banyuwangi, NU Online
Jurnalis Tempo Ika Ningtyas menilai ada dua peranan utama desa yang tidak disadari oleh kebanyakan masyarakat. Pertama sebagai penyokong utama pangan bagi masyarakat luas. Kedua pemasok utama tenaga kerja di berbagai perusahaan.

Penilaian itu disampaikannya saat mengisi rangkaian acara Pesantren Jurnalisme Warga di Kampoeng Batara, Desa Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (25/5).

"Bagaimana jadinya peranan desa dikesampingkan dari dua hal itu ?" tanyanya di hadapan puluhan peserta yang berasal dari berbagai daerah di Banyuwangi.

Masih banyak hal positif dan penting ditulis dari desa. Mulai dari;  bagaimana masyarakat desa masih menjunjung hidup gotong royong, bagaimana antar masyarakat desa masih menjunjung nilai-nilai toleransi dalam setiap perilaku kesehariannya, dan masih banyak hal positif lain yang penting untuk ditulis.

Kenyatannya, saat ini masyarakat sedikit sekali menemukan informasi tulis ataupun video tentang kejadian atau perkembangan setiap desa.

"Bisa jadi, berita kemajuan desa menjadi oasis di tengah-tengah hingar bingar pemberitaan tentang perkotaan, politik, gaya hidup bermerk, konsumerisme, dan lain-lain. Yang menjadi pusat penulisan informasi berita," jelas Ika.

Akibatnya kebanyakan masyarakat menganggap desa terbelakang, SDM rendah, tidak maju alias kolot, dan masih banyak anggapan negatif lainnya.

"Maka kita kumpulkan teman-teman untuk belajar bareng bagaimana menulis tentang kampung. Ada banyak materi penting yang nantinya kita siapkan. Dan nanti malam panitia juga siapkan film dokumenter tentang salah satu desa yang penting dikaji bersama. Dan besok kita akan praktik menulis langsung," harap Ika.

Salah satu peserta Usman Afandi menjelaskan dirinya mengikuti kegiatan tersebut untuk mendapatkan ilmu baru tentang tulis-menulis berita dengan baik.

"Apalagi ini berkaitan dengan teknik bagaimana cara menuliskan kampung halaman atau desa yang menjadi tempat tinggal. Karena setiap desa memiliki keunikan tersendiri. Dan saya tertarik," tutur Ketua PAC IPNU Tegaldlimo itu. (M. Sholeh Kurniawan/Aryudi AR).