Daerah

Empat Fungsi Pemimpin ala Rasulullah yang Bisa Dicontoh Mahasantri

Jum, 4 Maret 2022 | 08:00 WIB

Empat Fungsi Pemimpin ala Rasulullah yang Bisa Dicontoh Mahasantri

Empat Fungsi Pemimpin ala Rasulullah yang Bisa Dicontoh Mahasantri

Jakarta, NU Online
Mudir (Direktur) Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Kiai Nur Salikin memaparkan bahwa ada empat fungsi pemimpin yang bisa seseorang pelajari dari Rasulullah saw.


“Maka fungsi dalam leadership (kepemimpinan) itu sebenarnya hanya ada empat, ini bisa dipelajari daripada sirah (sejarah) Rasulullah saw,” tuturnya memulai penjelasan saat menjadi spesial sambutan dalam acara Talk Show Mahasantri dengan tema “Kolaborasi Mahasantri untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” secara hybird (virtual dan tatap muka) di Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, Rabu (2/3/2022).


Fungsi yang pertama adalah pemimpin sebagai perintis. Ia yang menguasai visi dan misi dengan baik. Ialah yang menggerakkan apa yang diinginkan semua mahasantri (anggota), yang keinginan tersebut dikumpulkan menjadi visi dan misi.


“Itulah fungsi yang pertama, sebagai perintis,” tegas kiai yang juga bendahara Amali (Asosiasi Ma’had Aly Indonesia) itu.


Fungsi yang kedua adalah penyelaras. “Ini ketika ada konflik tertentu, ada implementasi visi misi yang tidak selaras antara satu kepentingan dan kepentingan yang lain, (maka) pemimpin harus bisa menyelaraskan itu,” jelas Mudir Ma’had Aly paling muda se-Indonesia itu.


Kemudian, yang ketiga adalah fungsi pemberdayaan. Pada fungsi ini, diharapkan pemimpin bisa melihat potensi-potensi dari anggotanya, sehingga jalannya organisasi bisa dikelola dengan baik.


“Dan yang keempat, ini yang paling penting adalah fungsi uswah atau panutan,” ujar kiai kelahiran Grobogan itu.


Menambahi keterangannya, dijelaskan bahwa seorang pemimpin harus bisa menjadi panutan. Tidak sekadar memberikan arahan atau perintah, tetapi juga harus mampu memberikan teladan.


Masih dalam acara yang sama, Kiai Salikin berharap agar generasi muda menyempatkan diri membaca buku-buku bertemakan leadership (kepemimpinan) agar manajemen berorganisasi, pola pikir, dan pola kepemimpinan generasi muda dapat tertata dengan baik guna menyokong terwujudnya generasi emas di tahun 2045. Ia merekomendasikan lima buku, antara lain buku berjudul Leadership, Strawberry Generation, Self Driving, Tomorrow is Today, dan Disruption.


“Saya kira teman-teman mahasantri semua harus survive (mampu bertahan) terhadap apa pun mempersiapkan diri untuk berperan di tahun 2045 kelak. Sekian dari saya, semoga sukses semuanya, semoga talk show ini berjalan dengan baik dan semoga ada berpuluh-puluh talk show lagi ke depan,” pungkasnya.


Sebagai informasi, Talk Show yang mengangkat tema “Kolaborasi Mahasantri untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” dan peserta dan pematerinya gabungan dari mahasantri beberapa Ma’had Aly di Indonesia ini diselenggarakan sebagai ajang silaturahim dan kolaborasi antar mahasantri Ma’had Aly, juga untuk memeriahkan rangkaian acara Kongres BEM (Badan Eksekutif Mahasantri) ke-11 Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta.  


Kontributor: Mamluatul Hidayah
Editor: Syamsul Arifin