Daerah

Filosofi Paku Harus Menjadi Pegangan Santri

NU Online  ·  Rabu, 25 Oktober 2017 | 05:01 WIB

Pringsewu, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren madinatul Ilmi Pagelaran Pringsewu KH. Muhammad Nur Aziz mengatakan bahwa seorang santri harus bisa memberikan manfaat untuk orang lain dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing. Ia menganalogikan santri harus bisa seperti sebuah paku yang digunakan untuk membangun sebuah rumah.

"Santri harus bisa menjadi seperti paku, walaupun dipukul terus tapi sudah jelas bermanfaat. Ketika membuat rumah, yang bisa menyatukan antara reng, usuk dan papan lainnya, ya hanya Paku," katanya saat menjadi Inspektur Upacara Hari Santri Nasional 2017 yang digelar dihalaman Pondok Pesantren setempat, Ahad (22/10).

Lebih lanjut Wakil Katib Syuriyah PCNU Pringsewu ini menegaskan kalaupun rumah sudah jadi berdiri tegak, tidak ada yang memuji paku karena memang pakunya tidak terlihat. Kalaupun paku terlihat menonjol paku itu pastilah akan dipukul lagi sampai tak terlihat.

"Santri itu seperti paku, walaupun disepelekan tapi jelas bermanfaat, sebab yang bisa berbaur dan peduli bersama masyarakat luas. Ya, hanya santri," tandas Kiai Muda yang dipanggil Abah Aziz oleh para santrinya ini.

Oleh karenanya Abah Aziz mengingatkan para santri diseluruh Indonesia khususnya para santri di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi untuk dapat terus memberikan manfaat bagi orang lain sebagaimana Hadits Nabi yang menjelaskan bahwa sebaik-baik manusoa adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

"Dan biasanya santri tidak ingin dipuji manusia sebab santri selalu mencari ridlo  Allah Ta'ala. Santri juga biasanya tidak ingin terlihat tampil di depan. Yang terpenting tentram dan damai. sebab itulah sifat asli Santri," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)