Daerah

Guru Diimbau Hati-hati dan Kritis Rumuskan Materi SKI

NU Online  ·  Senin, 18 Mei 2015 | 04:07 WIB

Jombang, NU Online
Para guru sejarah kebudayaan Islam (SKI) perlu mengaji secara mendalam Islam Nusantara yang ramah, di tengah maraknya gerakan Islam garis keras yang meresahkan masyarakat, termasuk para pelajar, di Tanah Air.
<>
Hal ini muncul dalam Seminar Islam Nusantara oleh para guru yang tergabung di Musyawarah Guru Materi Pelajaran (MGMP) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Ahad (17/5).

Seperti diwartakan, Maret lalu siswa dan guru agama tingkat SMA dikagetkan dengan masuknya ajaran intoleransi dan kekerasan pada pada buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI. Buku keluaran MGMP PAI Kabupaten Jombang itu mengajarkan bahwa yang boleh dan harus disembah adalah Allah SWT. Sedangkan orang yang menyembah selain Allah telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.

“Kita sekarang dihadapkan dengan ajaran-ajaran Islam radikal atau Islam garis keras dalam menyebarkan ajarannya, sehingga tumpahan darah saudara kita pun terjadi dan menjadi korban dari penolakan ajakan mereka,” kata Kepala MAN Tambakberas H Ahsan Sutari yang membuka acara tersebut.

Ia berharap para guru lebih kritis dan berhati-hati dalam merumuskan materi SKI agar tidak terjebak dengan paham radikal yang sudah mulai tersebar luas itu. Sutari menilai, selama ini dalam penyusunan buku, termasuk buku materi pelajaran cendrung instan dan tidak melalui bebrapa tim ahli terlebih dahulu.

“Momen ini akan membuka wawasan lebih luas lagi bagi para guru SKI dalam merumuskan materi ajar siswa. Kami berharap tidak ada kesalahan-kesalahan untuk selanjutnya,” tambahnya.

Pada September 2012 lalu, masyarakat juga dihebohkan dengan buku SKI terbitan Kementerian Agama yang dinilai memojokkan agama tertentu. Di sana disebutkan umat Hindu dan Buddha dan peziarah wali sebagai penyembah berhala. Kemenag memutuskan menarik buku tersebut setelah menimbulkan kegaduhan di masyarakat. (Syamsul/Mahbib)