Daerah

Gus Mus Sebut Kiai Fuad Buntet Pembelajar Sepanjang Hayat

Sel, 20 Agustus 2019 | 12:30 WIB

Gus Mus Sebut Kiai Fuad Buntet Pembelajar Sepanjang Hayat

KH Ahmad Mustof Bisri menyebut Kiai Fuad Buntet sebagai sosok pembelajar sepanjang hayat. (NU Online)

Cirebon, NU Online
KH Muhammad Anisul Fuad Hasyim atau Kiai Fuad adalah ‘singa podium’. Ceramahnya selalu dinanti di berbagai daerah. Dengan pelafalannya yang jelas, suaranya yang tegas, dan suaranya yang tandas membuat siapa saja yang melihat dan mendengarkannya terpukau.
 
Meski selalu sibuk dengan jadwal ceramahnya di berbagai tempat, baik di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan hingga ke luar negeri, tetapi Kiai Fuad tidak berhenti belajar. KH Ahmad Mustof Bisri menyebut sosoknya sebagai kiai yang memiliki hal baru dalam setiap kali ceramahnya.
 
“Kalau Anda melihat Kiai Fuad Hasyim itu selalu ada pembicaraan yang baru, tidak pengulangan dari pidatonya kemarin. Ada sesuatu yang baru. Kenapa? Karena beliau selalu menimba ilmu minal mahdi ilal lahdi,” katanya saat memberikan ceramah pada Haul ke-15 KH Fuad Hasyim di Pondok Pesantren Nadwatul Ummah, Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Senin (19/8). 
 
Karena Kiai Fuad merupakan seorang yang murni didikan pesantren, ia tak berhenti belajar. Ia senantiasa menggali ilmu dari berbagai sumber. Sebab, orang pandai, jelas Gus Mus, adalah dia yang selalu belajar. 
 
“Orang itu tetap pandai selagi dia terus belajar. Begitu dia berhenti belajar karena merasa pandai, mulailah dia bodoh. Maka Kiai Fuad Hasyim sampai akhir hayatnya tidak pernah berhenti belajar,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
 
Gus Mus, sapaan akrabnya, juga mengatakan bahwa Kiai Fuad merupakan mubaligh kiai, bukan kiai mubaligh. Pasalnya, istilah pertama itu untuk orang yang disebut kiai karena pandai berbicara di depan publik. Sementara ke-kiai-an Kiai Fuad bukan sekadar karena pandai berpidato saja. “Ada yang mubaligh kiai itu Kiai Fuad. Bukan disebut kiai karena pandai bicara, tidak, tapi ini mubaligh yang kiai,” terangnya.
 
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu kemudian mengungkapkan reaksi audiens kala Kiai Fuad berceramah. Siapa pun, katanya, yang masih bisa melihat langsung Kiai Fuad berceramah akan senang saat baru berdiri. Saat melihat wajahnya, orang sudah tertarik, terlebih jika kiai yang menghabiskan studinya di berbagai pondok di Jawa Tengah dan Jawa Timur itu sudah mulai mengucapkan salam.
 
 “Apalagi bilang salam, apalagi nanti beliau baca Qur’an,” jelas kiai yang juga budayawan itu.
 
Gus Mus juga menceritakan bahwa Kiai Fuad dalam ceramahnya tidak pernah memprovokasi orang. Justru orang yang mendengarkannya akan merasa teduh nan sejuk. “Orang bisa dibawa ke dalam Islam sesungguhnya karena beliau alim,” pungkasnya. 
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon