Daerah

Gus Qoyyum Lasem Beberkan 4 Kecerdasan yang Perlu Ditingkatkan Perempuan

Rab, 15 Desember 2021 | 22:30 WIB

Gus Qoyyum Lasem Beberkan 4 Kecerdasan yang Perlu Ditingkatkan Perempuan

Pengasuh Pesantren An-Nur Lasem, KH Abdul Qoyyum Manshur (Gus Qoyyum). (Foto: Tangkapan layar YouTube JP3M Nusantara)

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren An-Nur Lasem, KH Abdul Qoyyum Manshur (Gus Qoyyum), menyampaikan empat kecerdasan yang perlu ditingkatkan oleh perempuan terutama para Ibu Nyai yang memiliki peran sentral mendidik para santrinya di pesantren.


Hal tersebut dikatakan Gus Qoyyum saat didaulat menyampaikan mauidzah hasanah pada Harlah JP3M Nusantara (Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighah Nusantara) yang digelar di Pesantren Al-Mubarok Manggisan Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (14/12/2021).


“Pertama, kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini maksudnya kepekaan diri terhadap realita yang terjadi, serta mampu mengembalikan segalanya kepada Allah sebagaimana surat Al-Baqarah ayat 156,“ terang Gus Qoyyum dalam pengajian yang disiarkan langsung di channel YouTube JP3M Nusantara, Selasa malam. 


“Kedua, kecerdasan emosional. Kecerdasan ini dibangun atas kepekaan terhadap sebuah realitas yang terjadi di sekeliling kita,” sambung putra KH Manshur Kholil Lasem ini.


Gus Qoyyum lalu menceritakan sebuah kisah dalam buku berjudul Assabirul Muhadzdzib karya Syekh Ali Fikri, seorang cendekiawan muslim, ia mengatakan bahwa di jazirah Arab terdapat seorang ibu yang di penjara.


Selama mengalami masa hukuman, ia tidak pernah diberi makan. Orang-orang pun tertegun karena ia masih bisa bertahan hidup selama beberapa bulan, walau tidak mendapatkan asupan makanan sedikitpun. Di luar dugaan, setiap anaknya menjenguk sang ibu, ia menyusui anaknya itu.


“Itu benar adanya. Cerita tersebut menunjukkan kekuatan emosional anak terhadap ibunya. Pun demikian, Ibu Nyai sebagai pengganti ibu para santri harus memiliki kecerdasan emosional saat menghadapi santri-santrinya,” tutur Gus Qoyyum.


Ketiga, lanjut Gus Qoyyum, kecerdasan sosial. Keempat, kecerdasan intelektual. “Kecerdasan intelektual ini bisa dimiliki dengan dua cara. Pertama, dengan banyak membaca. Kedua, dengan tirakat atau riyadlah,” tegasnya.


Perintah untuk membaca bagi kaum perempuan secara spesifik ditujukan oleh surat Al-Ahzab ayat 34. “Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sungguh Allah Maha Lembut, lagi Maha Mengetahui,” tuturnya.


Ulama Perempuan
Gus Qoyyum menyampaikan bahwa eksistensi ulama perempuan sangat mempengaruhi dunia. Banyak sekali role model perempuan yang berkiprah di ruang publik.


“Terdapat dalam kitab berjudul Al-Wafa’ fi Akhbari An-Nisa’ yang ditulis oleh Prof Akrom Annadwi dari India. Ia menulis lebih kurang 10.000 tokoh ahli hadits perempuan di dunia. Kitab ini memiliki 43 jilid,” ungkap Gus Qoyyum.


Di antara tokoh intelektual perempuan yang terkenal adalah Sayyidah Aisyah ra, istri Rasulullah saw. Seorang ulama perempuan yang meriwayatkan 2.000 hadits.


“Selain itu ada juga Ummu Salamah, istri Rasulullah yang dikenal begitu kritis dan seringkali berdiskusi dengan Nabi. Bahkan, dalam beberapa kesempatan Nabi seringkali meminta pendapatnya untuk membuat keputusan besar,” tuturnya.


Ia menambahkan, dari kalangan perempuan ahli tafsir juga dikenal Aisyah Abdurrahman binti Syathi’ yang telah menulis kitab Al-Lu’lu wa Al-Marjan fi Tafsiri Al-Qur’an.


“Dengan melihat realitas di atas, maka sudah barang tentu peran tokoh perempuan sangan urgen untuk membangun peradaban bangsa,” tandas Gus Qoyyum.


Kontributor: A Rachmi Fauziah
Editor: Musthofa Asrori