Daerah

Harga Telur Masih Tinggi, Omzet Pedagang Martabak di Kudus Turun

Sab, 27 Agustus 2022 | 21:30 WIB

Harga Telur Masih Tinggi, Omzet Pedagang Martabak di Kudus Turun

Outlet martabak Risma kini sepi pengunjung karena tingginya harga telur di Kudus. (Foto: Istimewa)

Kudus, NU Online
Harga telur saat ini masih belum mengalami penurunan. Hingga hari ini, harga telur masih tinggi, 31.000-32.000 rupiah per kilogram! Kenaikan harga tersebut sangat dikeluhkan masyarakat, mengingat telur merupakan kebutuhan pokok. Hal tersebut sangat dirasakan oleh sejumlah kalangan, salah satunya pedagang martabak telur di Kudus.


Risma, pedagang martabak telur dan kue Bandung di Kudus, menuturkan bahwa kenaikan harga telur yang notabene merupakan bahan dasar pembuatan martabak itu sangat merugikan. Karena harga telur masih tinggi, omzetnya pun turun drastis.


“Mau tidak mau saya harus tetap membeli telur meskipun harga sedang tinggi, karena memang setiap harinya membutuhkan banyak, baik telur ayam maupun telur bebek. Itu bahan utama yang kami jual,” tutur Risma saat dihubungi NU Online via telepon, Sabtu (27/9/2022).


Menurut Risma, naiknya harga telur tidak lantas membuatnya menaikkan harga jual martabak meskipun pendapatan yang dihasilkan tidak seperti biasanya. Ia mengaku tidak ada pilihan lagi selain tetap berjualan martabak.


“Walaupun hasilnya pas-pasan, tapi ya gimana lagi. Saya juga melihat pasaran harga di tempat orang lain, jadi tidak mungkin saya naikkan begitu saja. Kalau saya naikkan nanti kasihan konsumennya dan justru akan berdampak pada penurunan penjualan,” terang ibu dua anak itu.


Risma merasa dirugikan dengan kenaikan harga telur, terhitung total penurunan penghasilannya sekitar 20%. Apalagi suaminya juga berjualan martabak di tempat lain.


“Kalau saya di Kecamatan Mejobo Kudus, sedangkan suami saya di Kecamatan Kaliwungu Kudus. Ketika harga telur naik sangat-sangat merugikan keluarga kami sebagai pedagang martabak,” ujarnya.


Sebelum harga telur naik, Risma biasa mendapatkannya dengan harga 25.000 rupiah per kilogram, sedangkan saat ini harga 31.000 per kilogram.


Penjual yang menjajakan dagangannya di depan sebuah minimarket itu berharap pemerintah dapat segera mengatasi kenaikan harga telur, mengingat itu menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.


“Semoga harga telur bisa segera stabil. Jika harus naik, jangan terlalu drastis. Sebab, telur sudah menjadi kebutuhan pokok yang banyak dikonsumsi masyarakat, tidak cuma bagi pedagang martabak saja,” tandas Risma.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori