Daerah

Hari Santri Momentum untuk Berinovasi

NU Online  ·  Selasa, 24 Oktober 2017 | 00:35 WIB

Purworejo, NU Online
Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2017 diperingati oleh berbagai kalangan santri di seluruh penjuru Tanah Air dengan berbagai ritual seperti pembacaan shalawat, kirap dan upacara bendera, hendaknya dimaknai sebagai momentum bagi santri untuk lebih tafaqquh fiddien, menggali inspirasi dari ulama dan kiai, serta lebih berinovasi.

Demikian disampaikan Muslikhin Madiani dalam amanat upacara Peringatan Hari Santri yang diselenggarakan oleh MTs dan MA An-Nawawi di halaman sekolah setempat, Ahad (22/10) pagi.

Di depan 1500-an santri, mantan ketua PC IPNU Purworejo itu juga memaparkan peran santri mulai dari Komite Hijaz, perjuangan melawan kolonialime asing, Revolusi Kemerdekaan, pengukuhan Bung Karno sebagai waliyyul amri ad-dhoruri bis-syaukah sampai peristiwa penumpasan pemberontakan yang tsk lepas dari peran santri dalam memperjuangkan, menjaga dan merawat Islam dan NKRI.

Muslikhin berharap, para santri masa kini meneladani apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu serta tak larut dalam arus zaman.

"Hari Santri ini adalah bentuk pengakuan bangsa dan negara kepada santri. Sudah selayaknya, kita semua - terutama para generasi muda - berlajar dari para ulama, kiai dan santri yang telah banyak berkontribusi untuk NKRI," terangnya.

Upacara bendera merah putih berjalan dengan penuh khidmad. Tak seperti upacara pada umumnya, pra santri memakai peci, baju putih serta sarung dalam mengikutinya. 

Muslikhin berharap, dengan adanya upacara Hari Santri Nasional ini, para siswa dan siswi semakin mencintai ulama dan para pejuang yang telah berdarah-darah mendirikan NKRI, serta pemantil untuk lebih giat dalam belajar dan berinovasi.

"Karena dewasa ini banyak yang mempertentangkan Islam dengan NKRI, jadi upacara ini juga sekaligus untuk terus memupuk nasionalisme para santri," pungkasnya. (Ahmad Naufa/Fathoni)