Daerah

Haul Buntet, Contoh Perputaran Ekonomi tak Pernah Mati

NU Online  ·  Kamis, 5 April 2018 | 09:45 WIB

Cirebon, NU Online
Ratusan pedagang menjajakan barang dagangannya dari Jalan Raya KH Wahid Hasyim sampai ke halaman Masjid Agung Buntet Pesantren sejak dua minggu sebelum puncak acara Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren. Hal ini telah berlangsung sejak puluhan tahun silam.

Melihat hal tersebut, guru ekonomi Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra H Fahad Ahmad Sadat menyebut potensi bruto perputaran uangnya mencapai miliaran. Ia menghitung perkirannya dari jumlah santri Buntet sekitar 4000 jiwa. Jika dua orang tua dan satu anaknya yang lain hadir saja, pengunjung haul Buntet sudah mencapai 16 ribu dengan santrinya.

Jika ditambah alumni, masyarakat sekitar, dan tokoh daerah yang membawa serta rombongannya, tidak berlebihan jika pengunjung haul bisa mencapai puluhan ribu orang.

“Taruhlah kalau pengeluaran seorang mencapai 100 ribu rupiah itu bisa sampai milyaran” kata Kang Fahad, sapaan akrabnya, kepada NU Online di Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (5/4).

Haul Buntet tentu memberikan dampak positif secara ekonomi terhadap masyarakat sekitarnya. Selain tak sedikit dari warga yang menjadi pedagang musiman, pasar dadakan yang muncul juga menjadi daya tarik massa berdatangan ke pasar tersebut. Di samping itu, akses ekonomi mereka juga lebih dekat.

“Psikologi ekonominya, orang itu akan menuju di mana sumber ekonomi itu berkumpul,” ujar Ketua STIT Buntet Pesantren itu.

Saat ini, Buntet Pesantren sangat strategis dalam perekonomian, mengingat sebagai sebuah merek Buntet Pesantren sudah dikenal di kancah nasional.

“Kalau memang mereknya sudah terkenal, mau ditaruh di manapun orang akan mencari,” katanya.

Ratusan pedagang itu terdiri dari berbagai macam dagangan, mulai dari pangan, sandang, hingga hiburan. Pedagang penganan seperti martabak, tahu, bakso, hingga warung es kecil. Sementara penjual sandang, didominasi oleh penjual pakaian yang jumlahnya lebih dari 50 pedagang. Selain itu, ada juga penjual aksesoris.

Yang tak pernah ketinggalan juga adalah penyedia jasa hiburan seperti komedi putar, kora-kora, mandi bola, hingga trampolin. Dengan tiket masuk Rp8.000 hingga Rp10.000, hiburan itu ramai pengunjung dari selepas waktu asar hingga pukul 10 malam.

Tak ayal, selama dua minggu sampai puncak acara haulnya, akses masuk ke Buntet Pesantren cukup sulit karena padat dengan pengunjung dari masyarakat sekitar. Terlebih di hari puncaknya, akses utama biasanya akan ditutup sejak pukul 9 pagi. Semua kendaraan yang ingin masuk ke daerah pondok akan dialihkan melalui jalur lainnya. (Syakir NF/Muiz)