Daerah

Hindari Ustadz Karbitan, Santri Al-Mubtadi'ien Rutinkan Ngaji Tafsir

NU Online  ·  Senin, 2 April 2018 | 12:00 WIB

Jombang, NU Online
Para santri di Pondok Pesantren (PP) Al-Mubtadi'ien, Tambakberas, Jombang intens ngaji kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaludin As-Suyuti dan Syekh Jalaluddin Al-Mahalli dua kali dalam sepekan.

Kegiatan ngaji yang bersifat rutunitas ini dipandu langsung oleh Pengasuh PP Al-Mubtadi'ien KH M Asrori Alfa.

Salah seorang Pengurus PP Al-Mubtadi'ien Diski Nia mengatakan, kegiatan tersebut untuk membekali para santri agar paham dengan maksud yang tertera dalam Al-Qur'an baik yang tersurat maupun makna yang tersirat. Lantaran menurutnya, tak sedikit ustadz-ustadzah yang berdakwah namun kurang memahami makna yang sebenarnya dalam Al-Qur'an.

"Ini adalah salah satu kegiatan rutinan Pondok Pesantren Al-Mubtadi'ien, ngaji sentral setiap malam Sabtu dan malam Ahad," katanya kepada NU Online, Senin (2/4).

Di zaman milenial ini, kebanyakan orang terutama dai (pendakwah) untuk memahami Al-Quran hanya dengan membaca arti sekaligus menghafalnya. Kemudian dari hafalan tersebut dijadikan hujah atau dalil untuk memperkuat materi dakwahnya. Padahal, lanjut dia, masih ada banyak ilmu yang dapat mendorong pemahaman Al-Quran dengan baik dan benar. Di antaranya adalah ilmu tafsir.

"Untuk itu santri zaman sekarang tidak hanya harus menghafal atau membaca Al-Qur'an saja, mengkaji ayat-ayat Al-Quran dengan ilmu tafsir juga sangat penting untuk memahami makna dan isi yang terkandung di dalamnya," jelasnya.

Dalam pandangannya, memahami kalamulllah hanya dengan membaca arti setiap ayat-ayatnya tidak cukup. Bahkan hal ini cenderung menimbulkan pemahaman yang jauh dari makna sesungguhnya.

Karenanya, lanjut Diski, sejumlah ilmu yang berkaitan langsung dengan cara memahami Al-Quran dengan baik dan benar tentu tidak bisa dikesampingkan.

"Membaca arti saja tidak cukup untuk memahami dan mengkaji ayat Al Quran, dan belajar ilmu agama itu tidak diperkenan brlajar otodidak layaknya belajar ilmu umum tanpa guru yang sanad ilmunya jelas. Apalagi belajar Al-Quran, yang di mana kita memahami kalamulllah," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Alhafiz K)