Daerah HARI SANTRI 2016

IPNU Padangpariaman Nobar Sang Kiai dan Baca Shalawat Nariyah

Ahad, 23 Oktober 2016 | 03:30 WIB

Padangpariaman, NU Online

Sorak, tepuk tangan, menjijik, rasa takut dan kesedihan bercampur-baur dikalangan pengurus IPNU Padangpariaman dan santri pondok pesantaren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat saat menyaksikan tayangan film Sang Kiai. Suasana spontan berubah dari keheningan menjadi tepuk tangan ketika menyaksikan tayangan santri berhasil menyerbu markas bangsa Sekutu.

Demikian suasana nonton bareng Sang Kiai yang diselenggarakan Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Padang Pariaman dalam rangkaian Peringatan Hari Santri 2016, Sabtu (22/10) malam. Hampir seribuan penonton yang didominasi para santri dan santriwati pondok pesantaren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan Kabupaten Padangpariaman,  terlihat puas menyaksikannya.

Seperti diakui salah seorang santri kelas II Abdurrahman Wahid Arni Putra, film Sang Kiai memberikan inspirasi baru bagi kami di pesantren ini. Kami mengetahui bagaimana sosok perjuangan KH Hasyim Asy’ari sebagai seorang ulama kharismatik dan pimpinan pesantren. Selain itu, bagaimana pula sosok santri yang rela berjuang mempertahankan jiwa raganya agar bangsa penjajah angkat kaki dari bumi Indonesia.

Ketua PC IPNU Padangpariaman Fauzan Ahmad usai nonton bareng (nobar) pukul 23.15 WIB menyebutkan, kegiatan nobar ini memang yang pertama kita libatkan santri. Dengan momen Hari Santri ini kita ingin para santri mendapatkan hiburan, pendidikan, dan pengetahuan baru. Sebelum Nobar, didahului dengan pembacaan Shalawat Nariyah yang dipimpin oleh Ketua Rijalul Ansor PW GP Ansor Sumatera Barat M. Asyraful Anam Tuanku Bagindo Batuah.

“Melalui film Sang Kiai ini terlihat semua santri puas dan mengikutinya dengan serius. Buktinya, tidak ada satupun pengurus IPNU dan santri yang meninggalkan aula tempat pemutaran film Sang Kiai,” kata  Fauzan.

Harapan kita, kata Fauzan, penayangan film tersebut dapat memberikan inspirasi baru  bagi santri Nurul Yaqin Ringan-Ringan. “Yang tidak kalah pentingnya, sejak masih sebagai santri di Pesantren, kita sudah perkenalkan dengan peran Nahdlatul Ulama dalam melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mudah-mudahan para santri tersebut menjadi benteng NU dan NKRI kelak setelah menyelesaikan pendidikan di Nurul Yaqin,” tambah Fauzan. (tanjung armaidi/abdullah alawi)