Daerah

IKA PMII Harus Cegah Virus Pengancam Akidah Aswaja

Sen, 26 Desember 2016 | 23:03 WIB

Pamekasan, NU Online
Bupati Kabupaten Pamekasan Achmad Syafii mengapresiasi keberadaan Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII). Pihaknya berharap, IKA PMII bisa memberikan sumbangan bagi kemajuan pembangunan daerah, khususnya di Kabupaten Pamekasan.

Di samping itu, mantan Anggota DPR RI tersebut mendorong IKA PMII Pamekasan berperan dalam mencegah virus perusak akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja). Menurutnya, teknologi informasi dan komunikasi yang semakin hari kian canggih, bisa menjadi virus pengancam akidah Aswaja.

"Kini buku-buku dapat diperoleh secara langsung dari seluruh dunia melalui internet, ceramah/pidato/bentuk-bentuk audio visual lainnya dapat diakses kapan dan di mana saja. Semua ini menjadi modal untuk maju bersaing dengan negara-negara lain, tetapi juga bisa menjadi virus pengancam budaya luhur, keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa, ideologi, hingga menjadi ancaman terhadap akidah kita," ujar Syafii dalam sambutan yang dibacakan Kepala Perpusda Pamekasan Akhmad Zaini kala pelantikan pengurus IKA PMII Pamekasan di Hotel Front One Pamekasan, Ahad (25/12).

Untuk mencegah ancaman tersebut, terang Bupati Syafii, tidak dapat dilakukan dengan meninggalkan kemajuan tekonologi informasi, tetapi bagaimana kita juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi itu untuk terus membangun kekuatan yang berimbang dengan menyajikan pemikiran dan argumentasi-argumentasi yang logis dan diterima masyarakat.

"Ibarat pasar raya, semua orang menawarkan barang (pemikiran, konsep, budaya, dan lain-lain), maka kita hendaknya ikut berkompetisi menawarkan barang yang lebih baik. Karena masyarakat kini berubah dari pembeli tradisional yang patuh secara doktrinal menjadi pembeli yang cerdas yang akan memilih sendiri barang sesuai kepuasan logikanya masing-masing," tambah Bupati Syafii.

Diterangkan, bukan tidak mungkin kepemimpinan lambat laun diambil alih kekuatan pemikiran yang dapat diterima, bukan lagi oleh pemimpin formal dengan kekuasaannya. Dalam konteks itu, PMII beserta alumninya memiliki peran strategis untuk menjadi penyeimbang dan produsen pemikiran yang produktif hingga menjadi pemenang dalam persaingan itu.

"Sebab kader PMII adalah 'mahasiwa' yang dibangun di atas pemikiran-pemikiran Islam akademis dilandasi akidah Aswaja. Dengan landasan ini, saya yakin peran PMII dan alumninya mampu mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dalam pembangunan fisik dan kuat dalam mempertahankan budaya bangsa yang santun dan religius. Bukan sekadar kemajuan material, tetapi rapuh dalam moralitas," tukasnya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)