Daerah

Ilmu Falak Itu Mudah

Jum, 12 Januari 2018 | 22:02 WIB

Pacitan, NU Online
Selama ini banyak orang beranggapan bahwa mempelajari ilmu falak sangat sulit sehingga minat orang untuk mempelajari ilmu falak menjadi sangat minim. Padahal ilmu falak menjadi pijakan utama dalam praktik ibadah sehari-hari. Ini menyangkut penentuan arah kiblat, waktu shalat, awal puasa Ramadhan, penentuan awal bulan qamariyah, hingga terjadinya gerhana.

“Mempelajari ilmu falak sebenarnya tidak sulit. Ilmu falak sangat penting untuk dipelajari. Karena ini menyangkut ibadah kita sehari-hari,” demikian dikatakan salah satu Pengasuh Pesantren Tremas Pacitan KH Achid Turmudzi saat membuka pelatihan ilmu falak yang diadakan oleh Lajnah Falakiyah Pesantren Tremas bekerja sama dengan mahasiswa Program Magister Ilmu Falak Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Jumat (12/1).

Ia mengatakan, praktik ibadah dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tidak bisa lepas dari ilmu falak. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang kurang memahami dan tidak memperhatikan aspek arah kiblat dalam pembangunan tempat ibadah dan dalam hal penentuan waktu shalat. “Padahal ini berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah kita,” ucapnya di hadapan sekitar 100 santri peserta pelatihan.

Tugas para santri ketika sudah pulang ke rumah masing-masing salah satunya ikut memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya ilmu falak. Pesantren turut bertanggung jawab atas praktik keagamaan masyarakat.”Sehingga perlu dipersiapkan kader-kader yang mumpuni dalam penguasaan ilmu falak. Dan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat di sekitarnya,” tuturnya.

Pembimbing Lajnah Falakiyah Pesantren Tremas Ustadz Salahuddin Al-Ayyubi mengatakan, pelatihan ini merupakan program tahunan dalam rangka menumbuhkan minat santri dalam mendalami ilmu falak. Ilmu falak melibatkan banyak disiplin ilmu dari astronomi, fisika, matematika, hingga fikih.

“Mempelajari ilmu falak harus dimulai dari dasar, kemudian memahami istilah-istilah, sampai proses perhitungan,” katanya yang juga lulusan Prodi Ilmu Falak UIN Walisongo itu.

Melalui pelatihan ini, diharap lahir generasi baru yang akan merawat dan konsen dalam mendalami ilmu falak. Terlebih salah satu putra kelahiran pesantren Tremas bernama KH Ahmad Dahlan Al-Falaky, yang merupakan adik dari Syekh Mahfudz Attarmasi terkenal sebagai ulama yang menguasai ilmu falak dan berhasil menyusun beberapa karya dalam bidang ilmu falak.

“Semoga ke depan akan lahir kembali Kiai Ahmad Dahlan Al-Falaky baru yang akan mewarnai perkembangan ilmu falak di Indonesia,” pungkasnya.

Pelatihan kali ini berjalan dengan sangat menarik. Peserta pelatihan diajak untuk praktik langsung mengenai penentuan arah kiblat, penentuan waktu shalat, penentuan awal bulan, dan penentuan gerhana bulan atau matahari. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)