Daerah

Ini Cara NU Karawang Jaga Ukhuwah Wathaniyah dan Basyariyah

Sel, 25 Desember 2018 | 15:00 WIB

Jakarta, NU Online 
PCNU Karawang berupaya menjaga tiga ukhuwah yang menjadi amanat para pendahulu Nahdlatul Ulama. Tiga ukhuwah itu adalah islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), wathaniyah (persaudaraan sesama warga sebangsa dan senegara), dan basyariyah (persaudaraan sesama anak manusia). 

Sebagai bentuk menjaga ukhuwah wathaniyah Ketua PCNU Karawang KH Ahmad Ruhyat Hasbi bersama Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) dan Muspida Karawang, mengunjungi sejumlah gereja di Karawang, di antaranya, Gereja Kristus Raja Katolik di Jalan Pasundan, Gereja HKBP di Kompleks Resinda, serta Gereja Imanuel di Kertabumi.

“Kami sebagai pengurus perjuangan Gus Dur akan terus mengawal persatuan dan kesatuan diantara sesama anak bangsa,” tutur KH Ahmad Ruhyat Hasbi, saat berada di Gereja HKBP, Senin (24/12).

“Kita memang berbeda suku, agama, berbeda keyakinan, tapi ada kesamaan di antara kita bahwa kita sebagai anak bangsa yang hidup di negara ini. Kami ulama di Karawang berharap saudara-saudara bisa beribadah dengan tenang,” sambungnya.

Kiai yang lebih akrab disapa Kang Uyan ini menjelaskan, prinsip menjalin kerukunan bagi umat Islam terhadap pemeluk agama lain sudah menjadi ajaran prinsip Nahdlatul Ulama sejak dulu.

Ditegaskan Kang Uyan, kerukunan antarumat negara di Indonesia tidak akan tercipta hanya dengan menunjukan sikap toleransi semata, melainkan diperlukan sikap keterbukaan diri untuk terlibat dalam sebuah kerja sama demi meraih kebaikan bersama.

Menurut dia, Allah SWT jika menghendaki seluruh umat di dunia ini beragama Islam, maka tentu bisa. Tapi kenyataanya agama manusia berbeda-beda. Allah tidak pernah melarang seorang Muslim untuk berbuat kebaikan kepada saudaranya yang non-Muslim. 

“Sehingga di Nahdlatul Ulama, prinsip menjalin kerukunan antarumat beragama ini disebut ukhuwah wathaniyyah. Dan selama ini kami menjaga itu di Karawang melalui Forum Kerukunan Antar Umat Beragama,” pungkas Kang Uyan. (Abdullah Alawi)