Tangerang, NU Online
Dalam setiap aksi, mahasiswa terkesan beringas nyaris tanpa ampun demi menyampaikan tuntutan. Kadang mereka dianggap tidak beretika kepada pihak yang dituntut.
Namun berbeda dengan mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang. Ketika berdemo, mereka sempat mencium tangan salah satu pejabat dinas di Pemerintah Kota Tangerang.
Abdul Qodir, salah satu peserta aksi melakukan hal itu. Menurut dia, aksi harus mengedepankan etika.
"Berpendapat tetap harus mengedepankan etika dan moral. Tidak harus dengan marah marah,” kata mahasiswa semester 1 STISNU pada Jumat (21/10) melalui siaran pers.
Kami, kata dia, berdemonstrasu untuk menemukan solusi. Dengan cara santun, terbukti membuahkan hasil. Pada Senin mendatang, peserta aksi diajak rapat bersama pemkot untuk menselaraskan pemikiran agar Tangerang bebas radikalisme.
“Kita menghormati yang lebih tua karena kami mahasiswa NU, Santri Tangerang Raya (Nusantara). Kewajiban yang muda menghormati yang tua," katanya.
Setelah menyampaikan tuntutan Tangerang bebas dari paham radikalisme, BEM STISNU yang berjalan kaki 6 km dari kampus Cikokol sampai Balai Kota, mereka diantar Satpol PP kembali ke kampus. (Red: Abdullah Alawi)