Daerah

Ini Keistimewaan Zikir Surat Al-Ikhlas

Sen, 1 April 2019 | 04:00 WIB

Jombang, NU Online 
Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, KH Mochammad Djamaluddin Ahmad menyampaikan beberapa kehebatan dari istikamah berzikir kepada Allah SWT.

"Zikir lebih utama dibanding semua amal. Bahkan lebih utama dari sedekah emas. Lebih utama dari perang membunuh musuh, lalu kita dibunuh musuh," katanya, Ahad (31/3).

Kiai Jamal lalu menyebutkan di zaman Nabi Muhammad SAW seorang sahabat Nabi yang selalu membaca surat al-Ikhlas ketika hendak melakukan sesuatu. Sahabat tersebut bernama Muawiyah bin Muawiyah al-Laytsi. Muawiyah setiap keluar rumah selalu membaca surat al-Ikhlas begitu juga saat masuk rumah.

"Sahabat Muawiyah duduk juga baca kulhu (surat al-Ikhlas), berdiri juga baca kulhu. Dalam setiap keadaan dia selalu baca kulhu," jelasnya saat pengajian rutinan di Bumi Damai Al-Muhibbin.

Ketika sahabat Muawiyah wafat, Rasulullah beserta sahabat lain datang untuk takziah. Saat itu Nabi Muhammad SAW kaget melihat ada ribuan malaikat di sekitar Muawiyah. Karena penasaran, Nabi pun mencari informasi tentang kebiasaan Muawiyah sesama hidupnya. Dan dari sana diketahui jika Muawiyah punya rutinan atau zikir surat al-Ikhlas.

Muawiyah wafat usai perang Tabuk. Saat itu Muawiyah ingin berangkat perang, akan tetapi karena menderita demam sangat tinggi, akhirnya Nabi menahannya untuk tetap di Madinah. Dalam perjalanan pulang menuju Madinah ada kabar Muawiyah telah meninggal dunia.

"Ketika Muawiyah wafat, Nabi Muhammad SAW melihat ada 70 ribu malaikat yang ikut berkumpul mendoakan. Sampai-sampai menutupi cahaya matahari dan terlihat redup," tambah Kiai Djamal.

Kiai Djamal mengatakan dari kisah sahabat Muawiyah ini dapat diambil kesimpulan tentang pentingnya setiap individu memiliki zikir yang diamalkan setiap hari. Zikir tersebut terserah setiap orang. Selama itu dalam kategori kalimat baik. Bisa juga diambil dari ayat Al-Qur’an dan hadits.

Kisah tentang Muawiyah radiyallahu anhu diriwayatkan oleh beberapa ulama hadits seperti Imam Bayhaqi dalam kitab Sunan-nya dan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Musnad yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik radiyallahu anhu.

"Mugi Allah paring kita saget zikir dalam setiap keadaan," tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Ibnu Nawawi)