Daerah

Ini Sebab Perbedaan Pandangan dalam Agama Islam

Sel, 7 Agustus 2018 | 14:35 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Taufik Damas menyebut keniscayaan perbedaan pandangan dalam agama Islam sepeninggal Rasulullah SAW. Pasalnya, perbedaan pandangan dalam Islam itu dilatarbelakangi oleh perbedaan penafsiran Al-Quran.

Demikian disampaikan Kiai Taufik di hadapan 47 peserta Diklatsar Terpadu Dasar Banser Angkatan Pertama PAC GP Ansor Kebayoran Lama di Yayasan Darul Maarif Al-Khalidiyyah, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat-Ahad, (3-5/8).

“Pada zaman Rasulullah SAW, para sahabat tidak bingung memahami ayat Al-Quran karena Nabi Muhammad SAW memegang otoritas agama. Pandangan keagamaan tunggal saat itu karena semua persoalan diputuskan oleh Rasulullah SAW,” kata Kiai Taufik.

Ia menambahkan bahwa setelah Rasulullah SAW wafat, pemegang otoritas kebenaran dipegang oleh para sahabat, bukan satu orang sahabat. Mereka bersama-sama memutuskan masalah agama. Tetapi sekali waktu perbedaan pandangan agama terjadi di kalangan mereka.

“Sedangkan perbedaan bisa saja terjadi antara satu dan lain sahabat. Ini demokratisnya Ahlusunnah wal Jamaah,” kata Kiai Taufik.

Menurutnya, tradisi pemutusan masalah agama secara berjamaah ini dan saling menghormati pandangan yang berbeda di kalangan sahabat Rasulullah ini dilanjutkan oleh NU.

“Jadi perbedaan di kalangan NU lewat bahtsul masail sudah biasa. Ingat perbedaan pandangan ini dilakukan oleh mereka yang mengerti agama. Mereka yang tidak memahami agama cenderung sombong dan merasa benar sendiri,” kata Kiai Taufik. (Alhafiz K)