Pekalongan, NU Online
Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Pekalongan menggelar pelatihan Manajemen Pengelolaan Bank Sampah bertempat di Aula Masjid Mujahidin Kwayangan Kedungwuni pada Jumat (7/7) lalu. Pelatihan yang dibuka oleh Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pekalongan ini di hadiri 26 peserta. Mereka berasal dari pengelola sampah dan calon pengelola sampah yang siap mendirikan bank sampah di desanya pasca pelatihan.
Dalam pembukaanya Ketua GP Ansor Kabupaten Pekalongan Azmi Fahmi mengimbau untuk menjadikan sampah sebagai musuh bersama karena menjadi sumber penyakit, kotor dan bau.
Ayah satu anak ini juga mengatakan bahwa kesadaran masyarakat masih rendah terhadap kepedulian mengelola sampah. Lebih lanjut ia menyampaikan, pelatihan ini menjadi momentum penting untuk mencetak kader lingkungan dalam menyadarkan masyarakat tentang arti penting mengelola sampah.
Acara yang digelar ini bekerja sama dengan bank sampah sejahtera buana Pajomblangan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan sebagai fasilitator dan sekaligus sebagai tenaga pendampingan pasca pelatihan untuk mendirikan bank sampah.
“Kami siap mendampingi peserta pasca pelatihan untuk membentuk bank sampah mulai dari manajemen pengelolaannya sampai dengan manajemen pemasarannya,” kata Suyanto pengelola bank sampah Sejahtera Buana melalui siaran pers.
Pelatihan manajemen pengelolaan bank sampah ini dibagi 4 materi yaitu kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah, pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah, membentuk lembaga pengelola sampah, dan dilanjut materi terakhir praktik membuat pupuk organik.
“Mengelola sampah itu modal pertama harus ikhlas, suka rela tanpa paksaan,” tutur Siti Mafiah selaku narasumber dari Dinas Perkim LH Kabupaten Pekalongan.
Ia menambahkan, tantangan dan hambatan akan muncul di masyarakat ketika memulai mengelola sampah, terutama terhadap masyarakat yang kurang peduli terhadap sampah.
“Bupati kita itu sangat peduli dengan program pengelolaan sampah terbukti dengan meluncurkan salah satu program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku),” Tutur Mirta yang juga mendampingi Siti Mafiah.
Suyanto, narasumber dari Bank Sampah sejahtera buana menyampaikan, untuk membentuk bank sampah harus memberanikan diri menjadi agent of change, memulai dari diri sendiri baru disampaikan ke orang lain. Prinsipnya satu keteladanan lebih berharga daripada 100 nasihat.
Wakil Ketua Ansor Cabang Kabupaten Pekalongan ini menambahkan, paling tidak ada tiga komponen utama ketika kita akan membentuk bank sampah, yaitu pengelola, nasabah, dan pengepul. Ada nasabah individual dan ada nasabah komunal atau kelompok.
Peserta pelatihan juga dibekali ilmu mengelelo sampah organik menjadi pupuk. Ada pupuk skala rumah tangga dengan sistem kompoter. Pupuk timbun dari daun-daunan, pupuk organik cair dengan bahan utama urine kelinci.
“Peserta kita bekali dengan ilmu membuat pupuk organik agar bisa mempraktikannya di desa masing-masing,” kata Faturohman sebagai narasumber dari praktisi pertanian.
Kegiatan pelatihan ini ditutup dengan rencana tindak lanjut membentuk bank sampah di desanya dan akan didampingi tim dari Bank Sampah Sejahtera buana. Sehingga kegiatan pelatihan ini benar-benar bermanfaat secara berkelanjutan bagi kebersihan lingkungan.
Kegiatan ini ditutup dengan ikrar bersama pernyataan sikap kader GP Ansor untuk mengurangi sampah dan mengajak masyarakat untuk mengelola sampah di kabupaten pekalongan. Pernyataan sikap ini dipandu oleh Azmi Fahmi selaku ketua PC GP Ansor Kabupaten Pekalongan dan ditirukan seluruh kader peserta pelatihan. (Red: Abdullah Alawi)