Daerah

IPNU-IPPNU dan Yayasan Mata Air Foundation Gelar Pelatihan Jurnalistik

NU Online  ·  Rabu, 1 Mei 2019 | 12:00 WIB

IPNU-IPPNU dan Yayasan Mata Air Foundation Gelar Pelatihan Jurnalistik

Salah satu kegiatan MataAir Foundation.

Kudus, NU Online
Untuk memperkuat literasi media serta memberikan wawasan teknis tentang jurnalistik di kalangan anak muda, Yayasan MataAir Foundation bekerja sama dengan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kudus, Jawa Tengah.

Pelatihan jurnalistik yang bertajuk Journalist Youth Camp dengan tema Menjadi Jurnalis Kreatif dan Produktif di Era Digital. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua dari dari Kamis hingga Jumat (2-3/5) di gedung serba guna Hadlonah Kudus. 

Menurut ketua panita, Chazan Fauzi, salah satu alasan pentingnya kegiatan ini karena di era digital produksi informasi tidak lagi dimonopoli wartawan. “Tapi siapa pun punya kebebasan untuk memproduksi informasi dan menyebarkannya, baik melalui media sosial maupun blog pribadi,” katanya, Rabu (1/5). 

Keterbukaan informasi saat ini sungguh luar biasa, apalagi ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. “Siapa pun bisa membuat informasi dan menyebarkannya. Bayangkan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa hanya melalui handphone bisa mengakses, membuat, bahkan menyebarkan informasi dengan begitu bebasnya,” ujarnya.

Namun menurut Fauzi, masih sedikit anak muda yang punya pemahaman tentang cara memproduksi informasi, baik dari aspek teknis maupun konsep, bahkan tidak sedikit anak muda terjebak memproduksi informasi yang sifatnya hoaks. 

“Untuk itu, penting sekali untuk memberikan pemahaman tentang cara memproduksi berita, bagaimana menyaring informasi, serta kemampuan teknis lainnya terkait jurnalistik,” ungkapnya. 

Hal yang sama juga disampaikan oleh Muhammad Khotim, Direktur Program MataAir Foundation. Menurutnya kemajuan teknologi telah membuat semua orang baik remaja maupun dewasa bisa dengan muda mengakses berbagai sumber informasi serta memberi kebebasan membuat informasi sendiri dan menyebarkannya. 

Saat ini siapapun bisa memposting informasi. “Coba, siapa sekarang yang tidak punya media sosial? Setiap hari orang membuat status tentang kegiatannya,” jelasnya. Ini artinya produksi informasi tidak lagi dimonopli oleh wartawan, tapi siapapun bisa membuat informasi layaknya wartawan, lanjutnya. 

Lebih lanjut Khotim mengkawatirkan jika tidak dibekali dengan literasi media serta kemampuan jurnalistik, kebebasan justru bisa menjadi boomerang dengan berbagai macam produk informasi yang sifatnya hoaks. 

“Wawasan tentang literasi media harus terus digalakkan terutama di kalangan anak muda yang saat ini sedang menikmati kebebasan luar biasa,” ungkapnya. Paling tidak anak muda dibekali dengan kamampuan jurnalistik baik secara teknis maupun konsep. Dan yang paling penting dibekali dengan etika bermedia, lanjutnya.

Kegiatan diisi berbagai materi tentang wawasan teknis maupun konsep jurnalistik serta materi tentang pentingnya manajemen media sosial. “Diharapkan anak muda punya wawasan yang luas tentang teknis jurnalistik. Selain itu, pelajar dan anak muda bisa mengembangkan kemampuan menulis,” pungkasnya. (Wachid Ervanto/Ibnu Nawawi)