Daerah

IPNU NTB Gelar Workshop Penulisan Buku dan Buka Bersama

NU Online  ·  Kamis, 24 Mei 2018 | 14:00 WIB

Mataram, NU Online
Puluhan peserta berasal dari berbagai daerah di Lombok memadati ruang aula NU, jalan Pendidikan Mataram No 6 Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB),  Kamis (24/5). 

Mereka mengikuti kegiatan belajar sehari penuh untuk menggali ilmu dunia menulis yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU). Para peserta tidak saja berasal dari unsur pelajar melainkan juga mahasiswa yang ada di Mataram.

Syamsul Hadi menjelaskan kegiatan diselenggarakan dengan tujuan memberikan pemahaman baru kepada generasi nahdiyin untuk bisa mengenal dunia tulis menulis khususnya menulis buku. “Melalui pembelajaran atau workshop ini, kader ke depan bisa menjadi penulis andal serta profesional,” kata Ketua PW IPNU NTB ini,.

Menurut Syamsul, pelatihan menulis tidak saja bagi orang yang mau jadi wartawan tetapi juga semua pihak. “Seluruh generasi penting untuk bisa belajar bagaiamana mencipatakan satu buku melalui karya dunia menulis,” jelasnya.

"Minimal bisa menulis tentang dirinya atau sekelilingnya agar bisa mengabadikan perjalanan dalam bentuk tulisan untuk dikenang oleh generasi yang akan datang," ujar Syamsul. 

Syamsul menyampaikan keterampilan menulis tidak dimiliki semua orang. “Ada dari mereka hanya bisa bicara tetapi sulit menulis atau ada juga tipe manusia yang hanya bisa menulis tetapi tidak bisa bicara,” ungkapnya. Dan workshop tentu diharapkan akan lahir nahdliyin yang tidak hanya bisa berbicara, juga pandai menulis, lanjutnya.

Syamsul juga mengharapkan agar kader IPNU mampu mengisi ruang media sosial yang tidak hanya sebagai follower di tengah kemajuan teknologi. “Tapi juga diharapkan menjadi trend center bagi pelajar dan remaja yang ada di NTB,” katanya.

Pada workshop tersebut menghadirkan R Toto Sugiarto yang juga penulis novel 0 (Nol) Kilometer dan Darmawan Budi Susono berasal dari Gerakan Indonesia Menulis (GIM). Juga rombongan asal jakarta. 

Usai kegiatan dilanjutkan dengan dialog kebangsaan menolak radikalisme atas nama agama yang disampaikan Andi Baso. Kegiatan ditutup dengan buka bersama. (Hadi/Ibnu Nawawi)