Daerah

IPPNU Kalbar Sikapi Kasus Penganiayaan Siswi SMP di Pontianak

Rab, 10 April 2019 | 04:30 WIB

Pontianak, NU Online
Viralnya kasus pengeroyokan atau bullying yang dialami seorang siswi SMP di Pontianak tengah menjadi keprihatinan masyarakat. Sebagaimana diketahui, siswi malang bernama Audrey itu menjadi korban penganiayaan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh 12 orang siswi SMA.

Menyikapi kasus tersebut, Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kalimantan Barat, Siti Rohimah mengatakan bahwa kasus ini bukanlah hal sepele. Karena pelaku bullying merupakan perilaku yang tidak normal, tidak sehat, tidak bermoral dan secara sosial tidak dapat diterima.

"Bullying sangat berdampak buruk pada kesehatan mental untuk waktu yang cukup lama, bahkan dapat berujung depresi bahkan kematian,” kata Siti Rohimah, Rabu (10/4) di Pontianak.

Siti sangat menyayangkan karena tindakan tersebut dilakukan sesama siswi atau pelajar putri. Meski demikian kasus ini harus ditindaklanjuti sampai ke ranah hukum agar tidak ada lagi Audrey-Audrey yang lain.

Selain itu menurutnya, di sinilah peran organisasi pelajar atau kepemudaan seperti IPPNU yang seharusnya diberi akses seluas-luasnya di sekolah-sekolah umum.

"Sebetulnya banyak komunitas dan organisasi di luar sana yang memiliki banyak kegiatan positif yang bisa membawa pengaruh baik dan membangun moral di sekolah, seperti halnya IPPNU,” papar Siti.

Ia menegaskan, saat ini PR terbesar kita semua, khususnya orang tua, dan para pendidik adalah soal moralitas pelajar. Terutama lagi untuk pelajar putri, dibutuhkan penekanan aspek moral agar dapat menciptakan akhlak yang baik sehingga memiliki kepribadian luhur sesuai dengan karakter bangsa. (Anty Husnawati/Fathoni)