Daerah

Jaga dan Rawat Keimanan dengan Baik

NU Online  ·  Rabu, 21 Juni 2017 | 21:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Wakil Rais PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keimanan. Karena tidak semua orang Islam ketika meninggal dunia membawa Islam.

Hal tersebut disampaikan oleh KH Marzuki Mustamar dalam peringatan Nuzulul Qur’an 1438 H yang digelar oleh Polres Probolinggo di Masjid Amaanullah Mapolres Probolinggo, Selasa (20/6) malam.

“Pernah ada seorang ustadz, tetapi begitu meninggal dunia tidak membawa Islam. Marilah kita jaga dan rawat keimanan ini dengan baik. Sebab jika tidak dirawat maka nantinya takut mati murtad. Jangan sampai menjelang ajal Allah tidak mengijinkan kita menyebut nama Allah,” katanya.

Menurut Kiai Mustamar, keimanan ini harus dijaga dengan baik. Hal ini penting untuk memastikan kita khusnul khotimah atau su’ul khotimah. Bagi yang khusnul khotimah tentunya akan tetap kokoh pada kalimat Lailahaillallah dan pasti masuk surga.

“Dari pentingnya khusnul khotimah, sehingga bagi siapa yang menunggu pasien kita dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk membimbingnya dengan kalimat Lailahaillallah. Tuntunlah dan bimbinglah orang yang mau mati dengan membaca Lailahaillallah. Sungguh Allah haramkan masuk neraka bagi yang mengucapkan Lailahaillallah ,” jelasnya.

Kiai Mustamar menambahkan bahwa sebagai umat Islam harus tetap mempertajamkan iman dan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) karena menurut keyakinan berdasarkan bukti-bukti akurat dan nyata, Islamlah yang benar.

“Benar tidaknya agama atau asli dan palsunya agama dilihat dari kitab sucinya. Jika kitab suci agama itu benar sesuai fakta maka agama itu benar. Kalau benar kitab sucinya maka Islamlah yang paling benar. Dari mana kita membuktikan keaslian dan kebenaran Al-Qur’an? Tanda-tandanya kalam Allah mudah dihafal. Kalau buatan manusia sulit dihafal. Selain itu seluruh dunia Al-Qur’an sama,” tegasnya.

Lebih lanjut Kiai Mustamar menegaskan bahwa Al-Qur’an sampai sekarang masih mempunyai mushaf pertama yang ditulis tangan. Mushaf dengan tanpa titik dan tanpa harokat ini saat ini berada Al Azhar Mesir dan Jerman. Sehingga jika ada keraguan bisa cek dengan mushaf aslinya. “Yang meyakinkan kita beragama punya pegangan kitab suci yang asli. Kalau kitab suci asli maka agamanya asli. Jika kitab sucinya benar, maka agamanya benar,” pungkasnya.

Sebagai umat Islam jelas Kiai Mustamar, tugas kita adalah menjaga iman dan Islam jangan sampai keluar. Oleh karena itu jaga shalat dan upayakam shalat jangan bolong. Shalat harus dikerjakan dengan tertib agar menambah keimanan. Dengan rajin shalat, berarti mengokohkan bangunan iman. 

“Untuk menjaga shalat, rajin-rajinlah shalat berjamaah. Kalau jamaah maka tertib shalatnya. Cara menjaga jamaah, jaga persatuan dan jangan saling menyakiti. Khotib juga harus bisa menjaga situasi agar jamaahnya nyaman. Dengan demikian, jamaah akan selalu datang untuk melakukan shalat berjamaah,” pungkasnya.

Sementara Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin mengungkapkan peringatan Nuzulul Qur'an ini dimaksudkan untuk menumbuhkan sekaligus melahirkan kepedulian sosial terhadap sesama.

“Serta mengajak kepada suluruh masyarakat untuk mengutamakan komunikasi dan tidak percaya kepada berita isu dan adu domba. Apabila mendapatkan berita tersebut maka hendaknya menyampaikan kepada orang-orang yang mengetahui berita tersebut sehingga tidak ada fitnah,” katanya.

Menurut Kapolres, dalam bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah ini pihaknya membuat program untuk mengisi bulan yang penuh berkah dan ampunan. “Kita minta doa para ulama sehingga Operasi Ramadniya Semeru 2017 bisa terlaksana dengan aman, nyaman dan baik sehingga tidak terjadi kendala yang tidak semestinya,” tegasnya.

Peringatan Nuzulul Qur’an ini dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H. Hasan Aminuddin, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton KH Zuhri Zaini, Ketua FKUB Kabupaten Probolinggo KH Idrus Ali, Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH Abdul Hadi Saifullah dan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)